Seperti diketahui, BRI berhasil menjaga kinerja keuangan yang impresif. Keberhasilan BRI Group menjaga kinerja positif tersebut ditunjukkan dari aset yang secara konsolidasian meningkat 9,93 persen year-on-year (yoy) menjadi Rp1.851,97 triliun. Pertumbuhan aset tersebut juga diiringi dengan perolehan laba dalam sembilan bulan yang mencapai sebesar Rp44,21 triliun atau tumbuh 12,47 persen yoy.
“Kontributor utama penopang kinerja positif BRI tersebut di antaranya adalah penyaluran kredit yang tumbuh double digit, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan dana murah yang juga tumbuh double digit, kualitas kredit yang terjaga, serta proporsi fee-based income yang porsinya terus meningkat terhadap keseluruhan pendapatan BRI,” kata Sunarso.
Di lantai bursa sendiri, saham BRI dengan kode BBRI tepat 20 tahun melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 10 November 2023 lalu. BRI melakukan penawaran umum perdana (IPO) pada 10 November 2003 dan menawarkan 3.811,7 miliar lembar saham biasa (common shares) dengan harga Rp875 per saham.
Apabila mempertimbangkan stock split dan right issue, sampai dengan saat ini, tercatat saham BBRI telah naik 61,5 kali lipat jika dibandingkan dengan harga pada saat IPO. Peningkatan nilai saham BBRI tersebut selaras dengan kinerja BRI yang terus tumbuh secara berkelanjutan.
Penerapan GCG di BRI pun menjadi salah satu cara bagi perseroan dalam menciptakan value perusahaan yang berkelanjutan bagi seluruh stakeholders. Ke depan, BRI akan terus berkomitmen meningkatkan praktik GCG dan mendukung seluruh rencana dan startegi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga PT Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam mewujudkan pasar modal yang kuat dan sehat.
Editor : Anindita Trinoviana
Artikel Terkait