3. DPRD NTT dan Ombudsman Ikut Bereaksi
Wakil Ketua DPRD NTT Inche Sayuna mengaku kaget dengan kebijakan Pemprov NTT soal aktivitas sekolah untuk SMA dan SMK yang dimulai lebih awal pukul 05.00 Wita.
"Kebijakan ini memang mengagetkan kita semua dan DPRD juga belum diajak komunikasi terkait kebijakan ini," katanya, Selasa (28/2/2023).
Menurutnya tidak pernah ada perbicaraan pihak pemprov dengan DPRD NTT terkait aturan tersebut dan tiba-tiba sudah diberlakukan di beberapa SMA/SMK sederajat di Kota Kupang.
"Jujur, kami dari DPRD kaget dengan kebijakan ini," ucapnya.
Inche mengaku juga sudah mendapat laporan dari Komisi V DPRD NTT yang membidangi pendidikan. Pada Rabu (1/3), DPRD NTT bersama dinas pendidikan akan mengelar rapat untuk mendapatkan informasi seputar kebijakan yang kini jadi polemik di masyarakat itu.
Menurut Inche, jam masuk sekolah di Indonesia berkisar antara 6.30 hingga 8.30 pagi. "Saat ini kegiatan belajar mengajar di Indonesia termasuk yang paling pagi mulainya dibandingkan sekolah di seluruh dunia," ujarnya.
Semntara Kepala Ombudsman NTT Darius Beda Daton meminta kepada Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT Linus Lusi untuk mengkaji kembali kebijakan penerapan aktivitas sekolah jam 5 pagi.
"Saya meminta agar kebijakan itu mohon didiskusikan kembali dengan komite sekolah dan para orang tua," katanya di Kupang, Selasa (28/2/2023).
4. Kebijakan dan impian Gubernur NTT Viktor Laiskodat
Gubernur NTT Viktor Laiskodat mengaku tak akan mundur dengan kebijakannya masuk sekolah jam 5 pagi. Bahkan dia telah menyiapkan bekerja sama dengan lembaga terkait agar para siswa dari dua sekolah unggulan ini bisa lulus perguruan tinggi ternama seperti Universitas Indonesia (UI), UGM, bahkan di Harvard University sekalipun.
Editor : Donald Karouw
sekolah jam 5 pagi nusa tenggara timur gubernur ntt fakta viktor bungtilu laiskodat pro dan kontra siswa sekolah unggulan
Artikel Terkait