Terungkap, Motif Suami di Serang Bunuh Istri gegara Jengkel Tak Dibuatkan Makanan

SERANG, iNews.id – Polisi mengungkap motif kasus pembunuhan yang dilakukan suami terhadap istri di Kabupaten Serang. Pelaku berinisial NS ini tega menghabisi nyawa istrinya hanya karena cemburu dan permintaannya untuk dibuatkan makanan tidak dituruti.  

Kasat Reskrim Polres Serang, AKP Dedi Mirza mengatakan, pelaku sudah ditangkap petugas di rumahnya Desa Malanggah, Kecamatan Tunjung Teja. “Pelaku ditangkap tanpa perlawanan,” ucapnya, Kamis (28/7/2022).

Baca Juga

Suami Bunuh Istri di Serang, Disaksikan Anak yang Langsung Histeris Minta Tolong

Dia mengungkapkan, kronologi pembunuhan tersebut terjadi saat keduanya terlibat percekcokan. Sang suami alias pelaku saat itu meminta istrinya untuk dibuatkan makanan. Namun, permintaan tersebut tidak dipenuhi sang istri.

“Korban (istri) justru melontarkan perkataan yang tidak pantas sehingga membuat sang suami naik pitam dan menusuk istrinya sendiri dengan pisau dapur,” katanya.

Baca Juga

Suami Bunuh Istri di Rejang Lebong, Pura-Pura Menangis lalu Kabur

Selain itu, pelaku juga merasa cemburu lantaran istrinya selalu sibuk bermain handphone (HP) dan kedapatan berkomunikasi dengan pria lain.

“Pelaku yang tersinggung dengan ucapan sang istri kemudian berlari ke dapur untuk mengambil pisau. Setelah itu pelaku kemudian menusukan pisau tersebut ke pinggang hingga korban tersungkur,” ujarnya.

Setelah tersungkur, korban justru semakin beringas dengan menusukan pisau tersebut ke punggung hingga korban tidak bergerak. Pelaku juga membiarkan pisau tersebut tetap menancap di punggung korban.

Setelah kejadian, anak korban yang baru pulang bermain langsung histeris melihat ibunya telah terkapar. Anak korban yang baru berusia 5 tahun kemudian langsung lari keluar rumah untuk meminta pertolongan kepada warga.

Kakak korban, Romi mengatakan, setelah kejadian, sang suami alias pelaku sempat melarikan diri. “Ya, dia kabur tapi berhasil ditangkap polisi,” ucapnya.

Akibat perbuatannya, pelaku dijerat Pasal 44 ayat (3) Undang-Undang Nomor 23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga dengan ancaman maksimal 15 tahun hukuman penjara.

Editor: Kastolani Marzuki