Tanjungpinang Gelar Festival Gerhana Matahari Cincin di Tepi Laut Mulai 25 Desember
TANJUNGPINANG, iNews.id – Menyambut gerhana matahari cincin, Dinas Pariwisata Tanjungpinang berencana menggelar Festival Gerhana Matahari Cincin di kawasan tepi Laut Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri). Fenomena alam ini diperkirakan terjadi pada Kamis, 26 Desember 2019 mendatang.
Gerhana matahari cincin terjadi ketika matahari, bulan, dan bumi tepat segaris. Pada saat itu, piringan bulan yang teramati dari bumi, lebih kecil daripada piringan matahari. Akibatnya, saat puncak gerhana, matahari akan tampak seperti cincin, yaitu gelap di bagian tengahnya dan terang di bagian pinggirnya.
Masyarakat Tanjungpinang dapat menyaksikan fenomena alam ini selama 3 menit 36 detik. Gerhana matahari cincin diperkirakan terjadi mulai dari pukul 10.36 WIB. Puncaknya terjadi pada pukul 14.36 WIB dan akan berakhir pukul 14.30 WIB.
Kabid Ekonomi Kreatif (Bekraf) Dinas Pariwisata Kota Tanjungpinang Ratna mengatakan, Festival Gerhana Matahari Cincin digelar mulai Rabu, 25 Desember 2019. Festival diisi dengan berbagai macam kegiatan di antaranya Workshop Ilmu Falaq atau Perbintangan, Seminar Gerhana Matahari, Bazar Pentas Seni Anak dan Live Music.
Festival Gerhana Matahari Cincin yang digelar Dinas Pariwisata Kota Tanjungpinang ini diharapkan dapat meningkatkan angka kunjungan pariwisata ke Kota Tanjungpinang.
“Bazar kami gelar tanggal 25 Desember, jam 4 sore. Acara juga diisi dengan pentas seni anak sekolah dan akan ada live music dari komunitas musik yang ada di Tanjungpinang,” kata Ratna, Senin (23/12/29019).
Sementara itu, pembukaan Festival Gerhana Matahari Cincin akan digelar pada Kamis, 26 Desember 2019. Di hari ini akan digelar salat gerhana di halaman Gedung Gonggong. Kemudian, ada pemantauan gerhana matahari dari Tim Observatorium Bosscha Bandung Institut Teknologi Bandung (ITB).
“Tanggal 26 Desember juga ada event seperti lomba menggambar untuk anak SD dan SMP, lomba mewarnai untuk anak PAUD dan TK,” kata Ratna.
Ratna mengatakan, bagi masyarakat yang akan menyaksikan fenomena gerhana matahari cincin ini diminta untuk tidak melihat dengan mata telanjang. Nantinya tim Bosscha akan menyiapkan teropong bagi masyarakat yang ingin melihat fenomena langka ini. Mereka juga akan meminjamkan sebanyak 300 kacamata khusus kepada warga.
“Jadi pemantauan dimulai jam. Kami tidak merekomendasikan masyarakat melihat dengan matan telanjang karena bisa merusak mata. Nanti akan ada teropong dan 300 kacamata yang dipinjamkan kepada masyarakat,” kata Ratna.
Data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), di Indonesia, jalur cincin gerhana akan melewati 25 pusat kota dan kabupaten di tujuh provinsi, yaitu Aceh, Sumatera Utara (Sumut), Riau, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Timur.
Waktu mulai gerhananya paling awal di Sabang, Aceh, yang terjadi pada pukul 10.03 WIB. Adapun kota yang waktu mulai gerhananya paling akhir di Merauke, Papua, yaitu pukul 14.37 WIT.
Editor: Maria Christina