Simulasi 3K di Labuan Bajo, Menko Luhut: Indonesia Sudah Berubah
LABUAN BAJO, iNews.id – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Penjaitan mengapresiasi simulasi protokol kesehatan, keselamatan dan keamanan (3K) yang digelar di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Luhut mengatakan, simulasi 3K juga akan diterapkan di daerah pariwisata super prioritas lainnya.
"Saat ini Indonesia makin tertib dan makin detail serta makin padu kerjanya. Ada lima daerah Super Turis Destinasi, kita ingin semua Keamanan, Kesehatan, Keselamatan, maupun Bencana, Kita siapkan. Simulasi ini satu contoh yang bagus buat kita semua. Indonesia telah berubah," kata Menko Luhut di Labuan Bajo, Kamis (12/11/2020).
Menparekraf, Wishnutama menyampaikan, gelaran Simulasi tanggap darurat di Labuan Bajo merupakan pilot project yang melibatkan kerja sama 23 kementerian dan lembaga dalam mewujudkan pariwisata yang berkualitas.
"Jadi memang untuk buat pariwisata itu maju bukan hanya infrastruktur, bukan hanya keindahan alam, tetapi juga bisa menciptakan rasa aman dan nyaman bagi wisatawan. Dan ini untuk pertama kalinya kita melakukan persiapan atau SOP atau protokol Kesehatan Keselamatan dan Keamanan yang secara terintegrasi dengan berbagai Lembaga yang mendukung," kata Menteri Wishnu.
Rasa optimistis juga disampaikan oleh Direktur Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BOPLBF) Shana Fatina. Menurut Shana, simulasi tanggap darurat dan bencana diharapkan mampu memberikan kepastian bagi setiap wisatawan yang berkunjung ke Labuan Bajo. Penerapan protokol CHSE disetiap Destinasi Prioritas ini nanti mampu menjamin keamanan, Kesehatan dan Keselamatan para wisatawan.
"Pasca pandemi ini orang akan memiliki preferensi khusus berbeda terkait pariwisata,” ucapnya.
Diketahui, simulasi protokol 3K ini meliputi tiga skenario, yaitu bencana gempa bumi dan tsunami di Perairan Pede, serangan jantung di Pulau Komodo, dan operasi SAR kapal terbakar tenggelam di perairan Labuan Bajo.
Simulasi yang berlangsung secara simultan itu diawali dengan pengaktifan sistem peringatan dini dari BMKG terkait gempa dan potensi tsunami.
Editor: Kastolani Marzuki