Pilu! Bocah Perempuan Korban Serangan Gajah Liar di Pekanbaru Meninggal
PEKANBARU, iNews.id - Citra (8) bocah perempuan asal Rumbai, Kota Pekanbaru, Riau meninggal dalam perawatan di RSUD Arifin Achmad. Siswi sekolah dasar tersebut sempat berjuang melawan kritis usai luka berat diserang gajah liar di sekitar rumahnya.
Saat kejadian, sejumlah satwa dilindungi ini menerobos permukiman warga dan menyerang korban di depan rumahnya. Citra ditendang hingga mengalami luka parah di kepala hingga mengalami pendarahan.
Korban merupakan putri pasangan Sardo Purba dan Felmim. Dia langsung dilarikan ke RSUD Arifin Achmad Pekanbaru dalam kondisi kritis. Meski mendapat perawatan intensif, nyawanya tidak tertolong. Setelah beberapa hari dirawat, tim dokter menyatakan Citra meninggal dunia.
Menanggapi tragedi tersebut, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau menyampaikan rasa duka yang mendalam atas meninggalnya korban.
“Kami sangat berduka dengan meninggalnya ananda Citra. Kami dari BBKSDA mengucapkan belasungkawa yang mendalam,” ujar Kepala BBKSDA Riau, Supartono dikutip dari iNews Pekanbaru, Sabtu (1/11/2025).
Supartono menjelaskan, faktor utama yang menarik kedatangan kawanan gajah ke sekitar rumah korban adalah keberadaan tanaman jagung milik keluarga. Jagung dikenal sebagai makanan kesukaan gajah. Lokasi rumah keluarga Citra juga berada di jalur lintasan alami satwa liar tersebut yang dikelilingi perkebunan sawit.
“Selain itu, kami menduga di sekitar rumah korban banyak ditemukan tanaman yang justru tidak disukai gajah, sehingga memicu amarah satwa itu,” katanya.
BBKSDA Riau mengimbau masyarakat yang tinggal di kawasan lintasan gajah untuk waspada dan menanam tanaman yang tidak menarik perhatian satwa liar.
Tragedi meninggalnya Citra kembali membuka luka lama tentang konflik antara manusia dan gajah liar di Riau. Kawasan Rumbai dan sekitarnya memang kerap dilalui satwa tersebut karena perubahan fungsi lahan dan aktivitas manusia di area jelajahnya.
Pihak BBKSDA menegaskan pentingnya edukasi masyarakat dan penguatan sistem mitigasi konflik satwa. Langkah itu diharapkan bisa mencegah kejadian serupa terulang kembali di masa mendatang.
Editor: Donald Karouw