Peringatan Dini BMKG, Sejumlah Perairan Berpotensi Alami Gelombang Tinggi hingga 4 Meter
JAKARTA, iNews.id - Sejumlah wilayah perairan di Indonesia berpotensi mengalami gelombang tinggi sejak Jumat (9/10/2020) hari ini hingga Minggu (11/10/2020). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini agar masyarakat waspada karena gelombang tinggi tersebut dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran aktivitas di pesisir.
BMKG menyebutkan, saat ini pusat tekanan rendah 1003 hPa terpantau di Teluk Thailand bagian timur dan 1006 hPa di Filipina bagian utara. Pola angin di wilayah Indonesia umumnya dari tenggara - barat daya dengan kecepatan angin kisaran 5 - 25 knot.
"Kecepatan angin tertinggi terpantau di Selat Malaka bagian utara, Perairan Kepulauan Nias, Perairan Kepulauan Mentawai, Perairan Pulau Enggano, Laut Natuna utara, Perairan Kepulauan Natuna dan Laut Arafuru bagian timur," kata BMKG dalam siaran persnya, Jumat (9/10/2020).
Kondisi tersebut mengakibatkan peningkatan gelombang setinggi 1,25 hingga 2,5 meter yang berpeluang terjadi di beberapa perairan seperti Selat Malaka bagian tengah, Perairan timur Kepulauan Simeulue - Kepulauan Mentawai, Teluk Lampung bagian selatan, Perairan Kepulauan Anambas, Laut Natuna, Perairan timur Kepulauan Bintan, dan Selat Karimata bagian utara.
Kemudian, Laut Jawa bagian timur, Perairan selatan Kalimantan - Kotabaru, Perairan Kepulauan Kangean, Laut Bali bagian timur, Selat Lombok bagian utara, Laut Sumbawa, Selat Sape bagian selatan, Selat Sumba bagian barat, Laut Sawu, Perairan Pulau Sawu - Kupang - Pulau Rote, Selat Makassar bagian selatan, Teluk Bone bagian selatan, Perairan Kepulauan Selayar, Laut Flores, Perairan Baubau - Kepulauan Wakatobi, Perairan timur Sulawesi Tenggara, Perairan selatan Kepulauan Banggai - Sula.
Selanjutnya, Perairan selatan Pulau Buru - Ambon - Pulau Seram, Laut Banda, Perairan Kepulauan Sermata - Kepulauan Tanimbar, Perairan Kepulauan Kei - Kepulauan Aru, Laut Arafuru, Perairan selatan Pulau Yos Sudarso, Perairan Kepualuan Sangihe - Kepulauan Talaud, Laut Maluku, Perairan utara dan timur Halmahera, Laut Halmahera, Laut Buru - Laut Seram, Perairan Fakfak - Kaimana - Amamapare, Perairan Pulau Misool - Sorong bagian selatan, Perairan utara Papua Barat - Papua, dan Samudra Pasifik utara Halmahera - Papua.
Selain itu, gelombang yang lebih tinggi di kisaran 2,5 hingga 4 meter berpeluang terjadi di beberapa perairan Indonesia lainnya, di antaranya Laut Natuna utara, Perairan Kepulauan Natuna, Selat Malaka bagian utara, Perairan utara Sabang, Perairan barat Aceh - Kepulauan Mentawai, Perairan Pulau Enggano - Bengkulu, Perairan barat Lampung, Samudra Hindia barat Sumatra, Selat Sunda bagian barat dan selatan, Perairan selatan Jawa - Pulau Sumba, Selat Bali - Lombok - Alas bagian selatan, Samudra Hindia selatan Jawa - NTT.
"Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah tersebut dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran," kata BMKG.
BMKG selalu mengimbau masyarakat untuk selalu waspada, terutama bagi nelayan yang beraktivitas dengan moda transportasi. Nelayan dengan perahu diminta waspada dengan kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter. Nelayan kapal tongkang harus mewaspadai kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter.
Sementara kapal feri harus mewaspadai kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter. Kapal ukuran besar seperti kapal kargo dan kapal pesiar perlu mewaspadai kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4 meter.
"Kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi, dimohon agar selalu waspada," kata BMKG.
Editor: Maria Christina