Perangi Buta Huruf, Polisi Ini Modif Motor Dinas Jadi Pustaka Keliling
KENDARI, iNews.id – Masih adanya warga yang buta aksara dan minimnya infrastruktur pendidikan, menginspirasi Bripka Muhamad Arifuddin untuk berbuat sesuatu. Dia lalu membangun perpusatakaan keliling dengan berbekal motor dinas miliknya. Beberapa bagian motor sedikit dimodifikasi agar bisa membawa banyak buku bacaan.
Arifuddin rutin mendatangi kampung nelayan seusai jam dinas berakhir. Setiap harinya, anggota Polres Bau-Bau yang bertugas sebagai babinkamtibmas di Desa Banabuni dan Bansel itu, memberi mimpi dan kesempatan bagi anak-anak nelayan di Pulau Kadatua, Sulawesi Tenggara (Sultra) melalui buku bacaan.
“Sejak saya bertugas di sini, saya melihat masyarakat hidup terbatas dan anak-anak yang sepanjang hari hanya mengisi waktu dengan bermain. Dengan mendorong mereka membaca, anak-anak tak hanya bermain, namun juga bisa belajar,” ujar Arifuddin.
Dia mengatakan, proses awal memperkenalkan aktivitas membaca disambut penuh kegembiraan para anak-anak. Mereka ternyata sangat bersemangat mempelajari aneka buku yang dibawanya. Perlahan, budaya membaca itu pun saat ini sudah menjadi rutinitas Bripka Muhamad Arifuddin dan anak-anak nelayan.
“Saya ingin membantu, agar semua warga di sini bisa belajar dan bisa membaca semua. Karena masih banyak anak-anak yang belum lancar membaca,” tuturnya.
Dia mengatakan, buku yang dia bawa hasil sumbangan dari para teman dan rekan kerja. Ada juga dari koleksi buku pribadinya. Dalam menjalani rutinitasnya itu, dia bekerja dengan tulus tanpa pamrih.
Pihak sekolah setempat memberi apresiasi adanya pusataka keliling. Karena buku pelajaran bagi para siswa di sekolah masih sedikit. “Kami sangat terbantu, anak-anak yang dahulu malas sekarang jadi rajin membaca,” ucap Kepala SDN I Banabungi , Sumarti.
Diketahui, Desa Banabungi atau kampung nelayan merupakan desa di kepulauan Kadatua, salah satu pulau di wilayah Sultra. Sebagian besar anak-anak di daerah ini tidak melanjutkan pendidikan, namun membantu orang tua melaut saat beranjak dewasa. Angka buta huruf di daerah ini terbilang cukup tinggi, sekitar 50% dari jumlah penduduk.
Editor: Donald Karouw