Pemuda di Jambi Tewas 4 Tusukan dalam Kamar Kos, Diduga Dirampok dan Dibunuh

JAMBI, iNews.id – Kasus penemuan mayat pemuda dalam kamar kos gegerkan warga Kelurahan Solok Sipin, Kecamatan Danau Sipin, Kota Jambi. Jasad korban ditemukan dalam kondisi sudah membusuk dengan empat luka tusukan senjata tajam.

Informasi yang dirangkum, identitasnya diketahui bernama Fikri (28) warga asal Sengeti, Muaro Jambi. Korban merupakan karyawan salah satu minimarket yang telah tinggal di kos tersebut sejak dua tahun terakhir.

Baca Juga

Suami Aniaya Istrinya dengan Besi Behel hingga Tewas, Pelaku Mengaku Khilaf

Kapolsek Telanaipura Jambi AKP Yumika mengatakan, kasus penemuan mayat ini dilaporkan warga pada Kamis (5/9/2019). Saat ini, polisi masih menyelidiki dengan meminta keterangan kerabat dan saksi.

Dilihat dari kasusnya, ada dugaan korban dibunuh dan harta berharga miliknya berupa motor dan ponsel dicuri. Kondisi TKP atau kamar korban juga sangat berantakan. Kesimpulan sementara, kejadian ini merupakan kasus perampokan dan pembunuhan yang menewaskan seorang pemuda di dalam kamar kos.

Menurutnya, hasil autopsi nantinya akan mengungkap penyebab pasti kematian korban. Hasil ini juga akan menjadi langkah awal dalam penyelidikan untuk pengungkapan kasusnya.

“Kami saat ini masih menunggu hasil autopsi. Korban ini tercatat pernah kuliah di Universitas Batanghari (Unbari),” ujar Kapolsek, Jumat (6/9/2019).

Sementara itu pemilik kos, Safrial mengatakan, Fikri (28) merupakan warga Sengeti, Muaro Jambi. Dia telah tinggal kos selama dua tahun dan bekerja di Kota Jambi.

“Saya terakhir bertemu pada Selasa 3 September 2019, pukul 11.30 WIB. Saat itu, saya mengingatkannya soal pembayaran kos,” katanya.

Diketahui, korban Fikri bekerja di minimarket dekat SMP 5 Kota Jambi. Dia baru mendapat SK pindah ke cabang lain di Simpang Pulai, dekat Unit Laka Lantas Polresta Jambi.

Ketika jenazah korban akan dievakuasi ke rumah sakit, tangis keluarga korban yang datang ke TKP pecah. Mereka tak menyangka anggota keluarganya meninggal dengan cara yang tragis.

Editor: Donald Karouw