Pembunuh Pria Terikat Tali di Bendungan Ternyata Orang Dekat, Polisi Dalami Motifnya

JAMBI, iNews.id - Misteri pria tewas dengan tangan terikat di bendungan Kecamatan Pelepat, Kabupaten Bungo, Jambi akhirnya terungkap. Pelakunya ternyata orang dekat dan telah ditangkap kepolisian.

Kapolres Bungo AKBP Guntur Saputro mengatakan, kasus ini berhasil diungkap Satreskrim Polres Bungo. Berdasarkan penyelidikan dilakukan oleh dua orang.

Baca Juga

Pensiunan ASN Tewas dalam Kecelakaan Mobil di Makassar

"Ada dua terduga pelaku yang sudah diamankan di Mapolres Bungo. Saat ini masih dalam penyelidikan lebih lanjut," ujar Guntur, Senin (6/12/2021).

Guntur tak menyebut identitas kedua pelaku. Keduanya ditangkap dari persembunyiannya setelah petugas Satreskrim Polres Bungo mendapatkan barang bukti dan memperoleh keterangan sejumlah saksi.

Baca Juga

Novia Widyasari Pernah Alami Pelecehan dari Senior, Begini Penjelasan Kampus

Menurut Guntur, petugas masih mendalami motif pembunuhan itu. "Semua saksi dan keterangan sudah didapat, besok akan kita sampaikan secara gamblang," ujar Guntur.

Baca Juga

Gianyar Gempar, Mayat Perempuan Pakai Gelang Tridatu Hanyut di Sungai

Dia menambahkan, dari hasil autopsi kemarin diduga korban dibuang ke bendungan dalam kondisi hidup. "Karena dalam kondisi terikat, korban kehabisan oksigen dan meninggal dunia," katanya.

Terpisah, Datuk Rio, Dusun Mulya Jaya, Soma Wiradinata mengatakan, pelaku pembunuhan Dodi (korban) merupakan orang dekat korban.

Baca Juga

Geger Mayat Terikat di Waduk Irigasi Bungo Jambi, Korban Diduga Dibuang Masih Hidup

"Dugaan kami sebelum dibunuh korban cekcok dengan pelaku kemudian spontan terjadilah pembunuhan dan dibuang ke bendungan dalam kondisi tangan dan kaki terikat tali," tuturnya.

Dia juga menjelaskan, kejadian itu diprediksi pada malam hari. Sebab korban masih terlihat nimbrung saat rapat KUD pada siang hari.

"Memang korban ini memiliki gangguan jiwa sudah 5 tahun, tapi sudah hampir sembuh. Karena setiap hari korban juga berbaur bersama masyarakat sekitar," ujar Soma.

Editor: Reza Yunanto