Paslon Pilkada NTT Adu Strategi Konsep Penataan Birokrasi
JAKARTA, iNews.id – Debat publik putaran kedua Pilkada Nusa Tenggara Timur (NTT) 2018 mengangkat tema ”Penataan Birokrasi dan Pemberantasan Korupsi”. Tema ini dinilai penting untuk menunjukkan sejauh mana para pasangan calon punya komitmen terhadap dua hal tersebut.
Ketua KPU NTT Maryanti Luturmas Adoe mengatakan, dengan mengusung tema penataan birokrasi, para pasangan calon dapat menunjukkan strategi mereka dalam menata birokrasi yang berujung pada pelayanan publik dan pemberantasan korupsi.
”Tujuannya untuk mewujudkan pemerintahan yang baik dan bersih demi rakyat NTT yang sejahtera,” kata Maryanti saat memberikan sambutan di acara debat publik Pilkada NTT, Selasa (8/5/2018).
Maryanti berharap, para pasangan calon dapat memberikan pembelajaran yang baik sehingga memotivasi masyarakat untuk menggunakan kedaulatannya, yaitu memilih pada 27 Juni 2018.
”Selamat berdebat, selamat menyaksikan debat. Terima kasih,” kata Maryanti.
Debat yang disiarkan langsung stasiun televisi iNews ini mengundang empat pasangan calon gubernur-wakil gubernur yakni, Esthon L Foenay-Christian Rotok (Esthon-Chris), Marianus Sae-Emilia Nomleni (MS-Emi), Benny K Harman-Benny A Litelnoni (Harmoni) dan Viktor Bungtilu Laiskodat-Joseph Nae Soi (Victory-Joss).
Pertanyaan dalam debat ini disusun tiga panelis, yakni akademisi Universitas Nusa Cendana David Pandie, pegiat pemberantasan korupsi yang juga akademisi Universitas Nusa Cendana Laurensius Sayrani, dan Ketua Ombudsman NTT Darius Beda Daton. Debat dipandu presenter Anisha Dasuki.
Editor: Zen Teguh