Nahdlatul Ulama Bangun 1.000 Hunian Sementara Korban Gempa Lombok

MATARAM, iNews.id - Nahdlatul Ulama (NU) akan membangun sedikitnya 1.000 hunian sementara (huntara) bagi korban gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Hunian tersebut menjadi prioritas utama NU mengingat masih banyak warga yang tinggal di pengungsian.
"Proses transisi enam bulan ada persoalan dari pengungsian, mereka mau tinggal di mana sebelum dibangun, jadi ini pekerjaan rumah lembaga nonpemerintah karena pemerintah tidak menyediakan (huntara, red.)," kata Pengurus Lembaga Penanggulangan Bencana Indonesia (LPBI) NU Rurid Rudianto di Mataram, Senin (3/9/2018).
Dia menjelaskan melalui program NU Peduli Lombok, pihaknya menargetkan 1.000 huntara, 100 MCK, 500 sekolah darurat, dan 100 masjid darurat yang akan rampung satu sampai dua bulan ke depan. Proses pembangunan huntara maupun fasilitas umum darurat akan melibatkan masyarakat terdampak.
"Ada dialog, warga maunya seperti apa, kan kondisi Lombok ada yang dataran rendah dan tinggi. Kami dorong juga warga memanfaatkan potensi lokal dengan sisa-sisa bangunan," ujarnya.
Selain penyaluran bantuan yang rutin dilakukan, NU Peduli juga mulai membantu penanganan pascabencana termasuk penyediaan sarana layanan kesehatan dan pendidikan.
Koordinator NU Peduli Lombok Baiq Mulyana mengatakan untuk penanganan korban gempa, Tim NU Peduli Lombok membuat enam klaster, meliputi pendidikan, kesehatan, logistik, litbang, pengungsian dan perlindungan, serta sarana dan prasarana.
Untuk klaster pengungsian dan perlindungan, NU Peduli telah mendistribusikan kebutuhan mendesak, seperti terpal, selimut, hingga tikar yang dibutuhkan pada masa tanggap darurat. Kemudian klaster logistik, yaitu sembako ke 150 titik di seluruh Pulau Lombok dan Sumbawa Barat dan klaster kesehatan, melakukan pelayanan kesehatan kepada 2.800 korban gempa oleh 52 tim medis.
Bahkan, kata dia sejauh ini NU Peduli juga telah membangun lebih dari 20 musala darurat dan delapan sekolah darurat lengkap dengan tim untuk melakukan penyembuhan dari trauma.
"Antarklaster ini juga saling berkaitan, semisal klaster pendidikan juga berkaitan dengan klaster sarana dan prasarana seperti pada pembangunan sekolah darurat," katanya.
Editor: Muhammad Saiful Hadi