Momen Langka, Bayi Dugong Muncul Berenang di Pantai Mali Alor
JAKARTA, iNews.id - Momen langka terjadi di perairan Pantai Mali, Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT). Seekor bayi dugong terlihat berenang bersama dua dugong dewasa yang diberi nama Mawar (jantan) dan Melati (betina).
Kejadian ini berhasil direkam oleh Engky Bain, anggota Forum Komunikasi Nelayan Kabola. Dalam video berdurasi kurang dari satu menit, Mawar tampak menggendong bayi dugong di punggungnya, lalu berenang bersama Melati eperti sedang bermain di dekat kapal nelayan.
Ketua Forum Komunikasi Nelayan Kabola, Onesimus La’a (Pak One) menjelaskan, bayi dugong dan Melati biasanya menghindari kapal, berbeda dengan Mawar yang lebih sering muncul.

“Kami ingin memastikan padang lamun di sini cukup untuk tiga dugong. Kalau perlu direhabilitasi, kami siap bantu,” ujar Pak One dalam keterangannya dikutip, Jumat (17/10/2025).
Ranny R. Yuneni dari WWF-Indonesia mengatakan, kehadiran tiga dugong menunjukkan ekosistem lamun di Pantai Mali sangat sehat dan mampu menyediakan makanan serta tempat tinggal bagi dugong.
WWF-Indonesia bersama pemerintah dan masyarakat berencana melakukan survei mamalia laut tahun ini, termasuk dugong, lumba-lumba dan paus.
Survei ini bertujuan memperkuat pengelolaan habitat laut dengan menghubungkan data populasi mamalia laut dengan kondisi padang lamun sebagai habitat utama mereka.
WWF-Indonesia juga mengingatkan pentingnya menjaga keseimbangan antara konservasi dan pariwisata. Interaksi wisatawan dengan dugong harus dilakukan secara hati-hati agar tidak mengganggu perilaku alami mereka.
"Pengaturan jumlah kapal, kecepatan dan etika pengamatan harus diterapkan secara disiplin," ucapnya.
Direktur Konservasi Spesies dan Genetik KKP, Sarmintohadi menyambut baik kabar ini. Dia menyebut kemunculan bayi dugong sebagai bukti keberhasilan menjaga ekosistem laut.
Dugong termasuk satwa laut yang dilindungi dan berstatus rentan punah menurut IUCN. KKP berkomitmen memperkuat konservasi dugong melalui pengawasan, edukasi dan pengelolaan kawasan konservasi.
Editor: Kurnia Illahi