Menkes Budi Gunadi: Vaksin Tak Mengubah Kita Jadi Superman
BENGKULU, iNews.id - Satu persatu masyrakat Indonesia dipastikan disuntik vaksin Covid-19. Meski sudah divaksin, masyarakat tidak akan berubah jadi superhero semacam Superman yang kebal dengan apa saja termasuk Covid-19.
Hal ini diungkapkan Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin. Menurutnya, meski sudah divaksin masyarakat masih bisa terkena Covid-19 dan jika jalan-jalan tidak menggunakan masker.
"Ada pesan yang harus saya sampaikan. Vaksinasi tidak merubah kita jadi Superman. Vaksinasi baru efektif 28 hari setelah suntik kedua," kata Budi, saat kunjungan di Kota Bengkulu, Kamis (11/3/2021).
Penanganan dan pencegahan Covid-19, kata Budi, bukan hanya dari vaksin namun dari perubahan perilaku di lingkungan keluarga. Seperti, kebiasaan mencuci tangan sudah dilakukan sejak kecil. Kasus covid-19, lanjut Budi, 20 persen sembuh di rawat di rumah sakit.
“Penanganan dan pencegahan covid-18 harus dilakukan secara bersama-sama,” kata Budi.
Pemerintah, lanjut Budi, memesan empat vaksin Covid-19 dari empat negara. Seperti, Tiongkok, Inggris, Amerika dan Jerman. Vaksin dari Tiongkok itu Sinovac. Lalu, Inggris vaksin AstraZeneca, Amerika vaksin Novavax dan Jerman vaksin Pfizer.
"Kalau belinya hanya dari satu negara, tidak terkejar jadi mesti empat negara. Kita takut kalau ada apa-apa atau embargo satu negara. Itu kejadiannya vaksin AstraZeneca punya Inggris. Inggris, nahan. Kemarin, mau kirim ke Australia, dia (Inggris) tahan, rakyat (Inggris) saya dulu. AstraZeneca itu produksinga Korea sama India," jelas Budi.
Amerika, terang Budi, memiliki vaksin Covid-19 hanya dengan satu kali suntikan. Vaksin Johnson dan Johnson (J&J). Di mana vaksin itu tidak boleh keluar dari negara Amerika.
"Vaksin ini rebutan sekali. Kenapa kita nemilih empa vaksin? Karena itu tadi. Kalau satu nyangkut ada di tempat lain,” terang Budi.
Budi melanjutkan, untuk vaksin AstraZeneca sudah tiba di Indonesia sebanyak 1 juta. Vaksin ini didistribuskan dengan skema multilateral, kerjasama dengan WHO untuk negara-negara berkembang.
“Kita dapat jatah 11 juta, baru datang 1 juta. Ini tidak boleh dicampur. Kalau dicampur-campur nanti susah,” kata Budi.
Editor: Nur Ichsan Yuniarto