Mengorek Surat Ali Imran Ayat 103 yang Dikutip Putin agar Perang Yaman Diakhiri

JAKARTA, iNews.id – Perang saudara di Yaman yang sudah berlangsung selama bertahun-tahun telah merenggut ribuan korban jiwa. Perang tersebut juga meluluhlantakkan bangunan-bangunan bersejarah.
Tak hanya itu, banyak anak yang menjadi yatim piatu dan tak bisa melanjutkan pendidikannya akibat perang saudara.
Kondisi itu menjadi keprihatinan semua pihak. Tak terkecuali Presiden Rusia Vladimir Putin. Bahkan, presiden dari negara berjuluk Negeri Beruang itu mengutip ayat 103 Surat Ali Imran dalam Kitab Suci Alquran.
Nukilan ayat Alquran yang dikutip Putin seolah mengingatkan kepada umat Islam terutama yang negaranya sedang bergolak akibat perang saudara untuk segera berdamai dan kembali memegang teguh kitab sucinya, serta tidak bercerai berai atau saling memusuhi.
Lantas bagaimana asbabun nuzul atau sejarah turunnya ayat tersebut? Dikutip Islami.co, Al-Zamakhsyari (467-538 H) dalam Tafsir Al-Kasysyaf (1998: Vol. 1, 601).
Ayat tersebut adalah sebuah larangan untuk bercerai-berai sebagaimana yang terjadi pada masa jahiliyyah, yaitu saling bermusuhan satu sama lain hingga terjadi peperangan di antara mereka. Ayat ini juga adalah larangan untuk mengucapkan kata-kata yang menyebabkan perpecahan.
Dalam sejarah Arab, sebagaimana disebutkan dalam Tafsir Al-Baidhawi, disebutkan bahwa suku Aus dan Khazraj adalah dua saudara namun anak keturunannya mengalami pemusuhan hingga terjadi peperangan antara keduanya selama 120 tahun sampai Allah memadamkan api peperangan dan kebencian diantara mereka dengan perantara agama Islam (Al-Qaujawi: 1999, Vol, 3, 136).
Imam Al-Qurthubi dalam tafsirnya menyebutkan banyak riwayat terkait dengan pembahasan ayat ini, diantaranya adalah riwayat dari Qatadah bahwa maksud dari ayat “wadzkuruu ni’matallah ‘alaikum idzkuntuntum a’da’an fallafa baina qulubikum” adalah yang terjadi pada masyarakat Arab pada waktu itu adalah saling membunuh, orang-orang yang kuat akan menindas yang lemah.
Sementara pakar tafsir Prof Quraish Shihab mengungkapkan, dulu perpecahan diobati dan diperbaiki melalui Alquran. Sehingga, menjadi bersahabat dan bersaudara. Sekarang ada gejala, karena Alquran orang terpecah belah seperti di Irak, Yaman dan lain-lainnya.
Menurut Quraish, orang harus kembali ke Alquran. Perbedaan pendapat itu harus dan Tuhan menghendaki adanya perbedaan.
Islam hadir untuk menjadi solusi dan sarana menyatukan puing-puing komponen masyarakat yang saling berserakan dan terpecah belah. Karena perbedaan bukan menjadi alasan untuk bertikai dan berpecah belah, melainkan, sebagaimana dalam istilah Alquran adalah untuk saling mengenal satu sama lain (lita'arofu).
Editor: Kastolani Marzuki