Masyarakat Rindukan Sosok Pahlawan Nasional Asal Babel
                
            
                PANGKALPINANG, iNews.id - Upaya Pemerintah Provinsi Bangka Belitung (Babel) mengangkat sosok pejuang mereka untuk menjadi pahlawan nasional terus dilakukan. Seminar kepahlawanan pun beberapa kali digelar.
Sejak 18 tahun menjadi provinsi, dua nama yakni Depati Amir dan HAS Hanandjoeddin, diajukan ke Pemerintah agar dianugerahi gelar pahlawan nasional. Namun hingga kini keinginan tersebut belum juga terealisasi. Upaya untuk mewujudkan hal tersebut pun terus diperjuangkan.
Bertempat di Kantor Utama PT Timah Tbk, Rabu, 28 Februari 2018 lalu, seminar bertajuk “Depati Amir dan HAS Hanandjoeddin, Rangkaian Perjalanan Pahlawan Nasional Bangka Belitung” digelar.
Ribuan peserta dari berbagai kalangan memenuhi aula Graha Timah tempat digelarnya kegiatan. Seminar menghadirkan para pakar sejarah dan akademisi. Warga menyambut antusias acara itu. Mereka pun mendukung penuh langkah Pemprov Babel mengajukan usulan agar Depati Amir dan HAS Hanandjoedin menjadi pahlawan nasional.
Salah satu warga Pangkalpinang, Sinorita, mengatakan, sudah selayaknya Bangka Belitung memiliki sosok pahlawan nasional. Apalagi sudah 18 tahun daerah ini provinsi. "Saya selaku masyarakat Bangka Belitung kelahiran Pangkalpinang sangat mendukung kegiatan untuk menjadikan Depati Amir dan Hanandjoeddin menjadi pahlawan nasional," katanya, di sela-sela kegiatan.
Menurut dia, letak Babel yang langsung berhadapan dengan Laut China Selatan, merupakan daerah strategis dan merupakan jalur masuk pelayaran. Tentunya peran pejuang di Babel kala itu sangat penting untuk kemerdekaan Indonesia.
"Letak Babel ini berhadapan langsung dengan negara-negara lain. Di masa lalu, cukup banyak yang turut memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia dari daerah kita," ujarnya.

Menurut Sinorita, dua nama yang diajukan sekarang merupakan sosok berpengaruh di masanya. Depati Amir berjuang di Bangka dan Hanandjoeddin di Belitung.
"Karena mereka itu adalah garis pertahanan terluar Indonesia. Sayangnya karena Babel ini jauh dari pusat pemerintahan sehingga kurang terdengar. Tapi bagi kami masyarakat Bangka Belitung, beliau-beliau adalah para pahlawan kita yang selain berjuang untuk Bangka Belitung, juga Indonesia," tutur dia.
Senada, Lili Suswanti salah siswi SMA N Mendo Barat, Kabupaten Bangka, mengaku merindukan sosok Depati Amir dam Hanandjoeddin masuk dalam daftar pahlawan nasional.
"Menurut kami Depati Amir dan Hanandjoedin merupakan sosok pahlawan yang sangat membantu kemerdekaan republik indonesia, maka sepatutnya untuk dijadikan pahlawan nasional," kata Lilis.
Nama Depati Amir dan HAS Hanadjoeddin sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Bangka Belitung. Nama mereka sudah diabadikan sebagai nama bandara udara, jalan, dan nama stadion. Dalam rekam jejak sejarahnya, Depati Amir merupakan anak dari Depati Bahrin. Depati Amir lahir di Mendar, Bangka pada 1805, meninggal di Kupang, Nusa Tenggara Timur pada 28 September 1869.
Adapun HAS Hanandjoeddin adalah tokoh Angkatan Udara berpangkat kolonel yang menjabat sebagai Bupati Belitung periode 1967-1972. Dalam masa kepemimpinannya, oleh masyarakat HAS Hanandjoedin kerap dipanggil dengan sebutan "Pak Long”.
Editor: Zen Teguh