Lewat SMS, Pasutri Ini Kabarkan Terjebak di Kamar 317 Hotel Roa Roa
PALU, iNews.id – Pasangan suami istri (pasutri) yang menginap di Hotel Roa Roa Palu, Sulawesi Tengah dilaporkan masih hidup namun terjebak di kamar hotel yang runtuh akibat gempa bumi 7,7 Skala Richter (SR). Hotel Roa-Roa merupakan salah satu bangunan yang mengalami kerusakan parah pascagempa dan tsunami di Palu, Jumat (28/9/2018).
CEO Hotel Roa Roa Palu, Hendri Liem mengatakan masih ada tanda-tanda kehidupan di salah satu kamar hotelnya, tepatnya di lantai 3 kamar 317. "Pagi ini kami mendapat petunjuk ada tanda kehidupan di salah satu kamar 317 suami istri yang merupakan pegawai PLN Sulselbar," katanya di tengah evakuasi Hotel Roa Roa, Senin (1/10/2018).
Hendri menuturkan, tanda kehidupan itu diawali pasangan tersebut mengirimkan pesan singkat (SMS) ke anaknya. Lantas anaknya mengirimkan pesan ke PLN tempat sang ayah bekerja. Pihak PLN kemudian mengirimkan pesan ke Basarnas. "Kami lihat dan coba telusuri kami mendapat respons dengan ketukan di kamar itu. Sekarang kami fokus menyelamatkan tamu yang masih hidup," katanya seperti dikutip SINDOnews.
Saat ini pasukan Basarnas, TNI dan relawan terus melakukan evakuasi di Hotel Roa Roa. Hendri mengatakan kejadian gempa yang menghancurkan hotelnya bukan hanya bergeser dari kanan ke kiri tapi goncangannya pun dahsyat dengan gerakan ke atas dan ke bawah sehingga hotel mengalami kehancuran.
"Hotel kami memiliki 50 pegawai sampai saat ini masih ada satu pegawai yang terjebak. Pada saat kejadian, tamu hotel yang reservasi ada 76 kamar, yang sudah check in 50 kamar. Dari 50 kamar tersebut setelah kejadian gempa kami mengidentifikasikan 38 orang selamat dan masih ada 26 kamar yang belum terdata atau teridentifikasi," katanya.
Menurutnya, dari 26 kamar yang belum teridentifikasi diasumsikan setiap kamar diisi dua orang. "Jadi kira-kira ada 52 orang tamu yang masih terjebak di dalam gedung ini. Setelah fokus evakuasi yang dilakukan secara manual dua hari pertama kami sempat mengevakuasi 9 orang, 2 meninggal di tempat. 6 selamat dan satu orang meninggal di RS," katanya.
Hendri Liem mengeluhkan kesulitan mencari alat berat karena mustahil melakukan evakuasi dengan alat manual. Setelah meminta bantuan ke rekan dan pemangku kepentingan di Palu. Sampai akhirnya, Minggu (30/9/2018) pukul 23.00 Wita, Hendrie mendapatkan dari relasinya yaitu dua eskavator juga dua dump truck dan kami mendapatkan bantuan 3 ambulans yang siaga.
"Hari ini pertama kali kita mulai evakuasi dengan alat berat sejak pukul 07.00 Wita. Hasil evakuasi ini ditemukan dua jenazah lagi yang dikirim ke RS Bhayangkara untuk diidentifikasi," katanya.
Editor: Kastolani Marzuki