Lazismu Gunakan Kemasan Ramah Lingkungan untuk Wadah Daging Kurban
JAKARTA, iNews.id – Dalam program Qurbanmu, Lazismu memilih kemasan ramah lingkungan. Setelah penyembelihan daging segar sebelum dibagikan ke penerima manfaat, lebih dulu dikemas dalam wadah ramah lingkungan.
Pilihan kemasan yang bersahabat dengan lingkungan merupakan implementasi Lazismu dalam mendorong pengurangan limbah plastik di hari raya besar Islam, salah satunya saat membungkus daging kurban.
Selain ramah lingkungan, kemasan ini juga bisa membantu mengurangi proses pembusukan yang biasanya menggunakan plastik. Hal ini dikarenakan adanya mikroorganisme yang jika dibuang bisa menimbulkan bau tak sedap.
Menurut Ketua Panitia Kurban Lazismu Pusat Muhammad Saleh Al-Farabi menjelaskan ada banyak alasan mengapa kemasan ramah lingkungan dipilih oleh Lazismu ketika penyaluran daging segar pada 17 – 20 Juni 2024.
“Salah satu alasannya, di samping untuk mengedukasi masyarakat, Lazismu yang memiliki program lingkungan sebagai lembaga amil zakat nasional perlu mempraktikkannya dan momentum Iduladha dengan pelakasanaan kurban, menjadi waktu yang tepat,” ujarnya.
Dalam pendistribusian daging kurban di kawasan Jabodetabek, Al-Farabi mengatakan, Lazismu menggunakan kemasan bambu (besek). Semua panitia kurban yang berkolaborasi dengan Lazismu harus menggunakan besek.
"Sampai tiga hari terakhir setelah puncak Iduladha, Alhamdulillah masyarakat menyambut positif langkah Lazismu dalam menggunakan kemasan ramah lingkungan untuk wadah daging segar," kata Al-Farabi.
Di Lazismu, lanjutnya, hal ini sebetulnya sudah dilakukan sejak 2020 seperti di Mojekerto dan daerah lainnya.
Tak hanya menggunakan besek, Lazismu dalam program yang sama dengan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) dalam penyalurannya mengandalkan bahan alami untuk wadah daging segarnya.
Di Kalimantan Barat, kearifan lokal turut memberikan inspirasi dengan menggunakan daun simpur dan pelepah pinang yang dikeringkan. Hal ini turut dijelaskan oleh amil Lazismu dari Kalimantan Barat Suhatini yang mengatakan, sumber-sumber alam yang tersedia di sini sangat membantu melengkapi kemasan daging kurban untuk bahagiakan sesama.
Sementara itu, di Bajo Barat, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, menurut Upik Rakhmawati selaku penanggung jawab program kemitraan BPKH, pembungkus daging segarnya menggunakan pelepah pisang. Selain mudah didapat, pelepah pisang menampilkan keunikan tersendiri sehingga kesegarannya terjaga.
Selain menyuguhkan kemasan ramah lingkungan yang alami, Lazismu Wilayah Bali mengabarkan dalam mengemas daging segar menggunakan ampas tebu. Menurut Edo selaku amil di Pulau Seribu Pura, ampas tebu tersebut sudah dibentuk layaknya styrofoam.
“Tapi ini bukan styrofoam, melainkan kemasan kedap air yang mudah terurai jika sudah menjadi limbah,” tuturnya.
Kendati digunakan dalam sehari untuk mengemas daging segar, kemasan ramah lingkungan tergolong efisien dan ekonomis. Di tahun mendatang, kata Al-Farabi, Lazismu yang telah menggunakan kemasan ramah lingkungan selama ini harus tetap mempertahankannya.
"Siapa tahu dari Lazismu wilayah yang lain menemukan inovasi bahan kemasan ramah lingkungan lagi dari kearifan lokal masing-masing untuk mengemas daging segar dalam program Qurbanmu Bahagiakan Sesama," kata Al-Farabi.
Tidak hanya itu, mitra Lazismu, Corporate Secretary BCA Syariah Nadia Amalia Sekarsari menyampaikan, bahwa BCA Syariah berupaya mengedukasi dan menularkan semangat mendukung pembangunan berkelanjutan kepada warga di antaranya dengan menggunakan kemasan yang ramah lingkungan. Selain itu, kemasan ini juga lebih baik untuk kesehatan dibandingkan menggunakan plastik.
Editor: Anindita Trinoviana