get app
inews
Aa Text
Read Next : Cek Bansos Kemensos, Gus Ipul Pastikan BLTS Rp300.000 Cair Bulan Ini

Korban Gempa Lombok Dihantui Pelecehan Seksual, Ini Kata Kemensos

Minggu, 26 Agustus 2018 - 16:23:00 WIB
Korban Gempa Lombok Dihantui Pelecehan Seksual, Ini Kata Kemensos
Warga berdiri di antara reruntuhan rumahnya yang hancur terkena gempa di Lombok Timur, NTB, Minggu (19/8/2018). (Foto: Antara/dok).

JAKARTA, iNews.id – Bukan hanya hidup dalam kondisi serbadarurat, ancaman kekerasan seksual ternyata juga membayangi korban gempa Lombok, Nusa Tenggara Barat. Lembaga Perlindungan Anak (LPA) NTB menemukan dua kasus bocah perempuan korban gempa menjadi korban percobaan pemerkosaan.

Kementerian Sosial mengaku telah mendengar informasi ini. Bekerja sama dengan LPA NTB, Kemensos mengaku mengawal proses hukum atas kasus tersebut.

"LPA bersama Kemensos bekerja sama (menangani kasus pelecehan), nanti dalam prosesnya kita akan lihat. Kalau emang ada bukti-bukti mengarah ketindakan hukum kita akan proses," ujar Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos Harry Hikmat dikonfirmasi iNews.id, Minggu (26/8/2018).

Hary mengakui bahwa pengungsian bukan tempat terbaik bagi masyarakat. Berkumpulnya pengungsi dalam waktu yang lama dalam satu lokasi terbuka nberpotensi menyebabkan hal-hal tak diinginkan, salah satunya pelecehan seksual.

Atas dasar itu, Kemensos akan mengusulkan agar dibangun hunian sementara untuk para pengungsi korban gempa. Usulan ini tentu harus dibicarakan dalam rapat antarkementerian.

”Kemensos menawarkan konsep hunian sementara atau disebut barak. Ini seperti barak-barak yang waktu (bencana tsunami) Aceh itu kan manusiawi untuk ditempati keluarga-keluarga secara unit. Bukan sekian keluarga dijadikan satu," ujarnya.

Data LPA NTB menemukan dua kasus percobaan pemerkosaan terhadap anak perempuan korban gempa di Lombok. Kasus ini telah dilaporkan ke Polda NTB.

Asisten Deputi Perlindungan Hak Perempuan dalam Situasi Darurat dan Kondisi Khusus Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) Nyimah Aliah mengatakan perempuan rawan mengalami kekerasan berbasis gender pada situasi bencana.

"Pada situasi normal saja kekerasan terjadi cukup tinggi, apalagi pada situasi darurat dan bencana," kata Aliah.

Editor: Zen Teguh

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut