get app
inews
Aa Text
Read Next : Polda Bengkulu Ungkap Kasus Minyak Goreng Tak Sesuai Takaran, 1 Orang Ditetapkan Tersangka

Komisi IV DPR: Ketersediaan Pangan Strategis di Sultra Aman Terkendali

Selasa, 19 April 2022 - 17:38:00 WIB
Komisi IV DPR: Ketersediaan Pangan Strategis di Sultra Aman Terkendali
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Anggia Erma Rini didampingi Tim Kementan melakukan rapat koordinasi memastikan ketersediaan pangan pokok di Sulawesi Tenggara. (Foto: dok Kementan)

KENDARI, iNews.id - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Anggia Erma Rini bersama rombongan didampingi Tim Kementerian Pertanian (Kementan) yang dipimpin Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi melakukan rapat koordinasi. Hal ini guna memastikan ketersediaan bahan pangan pokok di wilayah Sulawesi Tenggara, Selasa (19/4/2022).

Kunjungan tersebut juga ditujukan untuk mengantisipasi lonjakan harga yang umumnya terjadi pada saat bulan puasa dan menjelang Lebaran.

“Kali ini kita akan melihat beberapa masalah untuk diperhatikan, terutama kaitannya dengan minyak goreng yang menjadi permasalahan luar biasa beberapa minggu terakhir ini,” ujar Anggia pada kunjungan kerja tersebut.

Menjelang Lebaran di Sulawesi Tenggara, Anggia meminta semua pihak bersama-sama melakukan upaya menyediakan stok 12 bahan pangan pokok. Pasalnya, mulai beberapa bulan yang lalu sampai hari ini  menjadi permasalahan yang luar biasa, termasuk di dalamnya juga ketersediaan bahan pangan untuk Lebaran.

“Secara umum pangan pokok yang dihasilkan petani tersedia semua. Biasanya daging sapi yang harganya naik saat musim seperti ini, namun ternyata masih aman. Malah minyak goreng yang masih bersoal, hanya minyak goreng curah yang masih mahal,” tuturnya.

Sementara itu, Anggota Komisi IV DPR RI Alien Mus meyakini, keseluruhan komoditas strategis di Sultra sejauh ini dalam kondisi baik. Menurutnya, ketersediaan bahan pangan pokok di Provinsi Sultra aman terkendali selama Ramadan.

“Berdasarkan pantuan kami komoditas dari pertanian alhamdulillah aman sampai lebaran. Untuk minyak goreng, menjadi ranah dari perdagangan untuk segera memikirkan kebijakannya,” ujarnya.

Lebih lanjut, dirinya mengingatkan bahwa Indonesia sebagai negara kepulauan. Jika akan mengatur harga, maka harus melihat letak geografisnya.

Menurutnya, aspek distribusi pengiriman antar daerah agar menjadi perhatian supaya selisih harga tidak terlalu jauh. “Subsidi juga ditekankan perlu melihat dari sisi letak geografisnya,” ujar Alien.

Pada kunjungan ini, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi menyebutkan gambaran umum keterasediaan 12 pangan pokok strategis di Sultra mencukupi, kecuali minyak goreng.

Beras dan jagung klop terbilang aman, sementara cabai besar tercatat mencapai harga Rp59.000 per kilogram, cabai rawit Rp55.000 per kilogram, bawang merah Rp37.000 per kilogram, bawang putih Rp36.000 per kilogram, telur ayam Rp24.000 per kilogram, daging ayam Rp33.000 per kilogram, daging sapi Rp129.000 per kilogram, serta gula pasir Rp15.600 per kilogram.

“Kemudian terkait ketersediaan nasional untuk kedelai aman mencukupi kebutuhan nasional sekitar Rp200 sampai 250 ribu ton per bulan. Kami tentu perlu backup semua pihak supaya dapat meningkatkan produksi kedelai, baik dari sisi peningkatan produktivitas maupun luas panennya. Mengingat keterbatasan anggaran Kementan jadi kita dorong juga petani supaya bisa memanfaatkan KUR disamping kita juga menggenjot penyediaan benih kedelai yang bermutu, kita kejar ke arah mendekati provitas ideal potensi Litbang yang bisa sampai 3 ton per hektare,” ujar Suwandi.

Menanggapi hal ini, Anggota komisi IV DPR RI, Andi Akmal menekankan perlunya mapping sentra-sentra kedelai dan stimulus apa yang bisa diberikan ke petani supaya bisa bersama-sama menguatkan sektor hulu. Menurutnya, upaya Kementan harus didukung oleh semua pihak agar penyediaan kedelai mengalami peningkatan dari produksi dalam negeri.

“Kita memang belum bisa swasembada, tapi minimal mari sama-sama kita back up Kementan untuk upaya menurunkan importasi ini,” tuturnya.

Seperti diketahui, harga kedelai di petani yang rendah menyebabkan turunnya minat petani. Harga tersebut dinilai tidak wajar karena berkisar Rp6.500 per kilogram. Semenjak pandemi Covid-19, harga pun naik menjadi sekira Rp9.000 per kilogram, berbeda dengan jagung yang harganya relatif tinggi.

Kendala masih rendahnya harga jual, rendahnya produktivitas dan hama penyakit kedelai tentu menjadi tantangan Kementan  melakukan berbagai upaya menggenjot produksi kedelai lokal.

Adapun Anggota Komisi IV lainnya yang melakukan kunjungan kerja di Provinsi Sultra ini, yakni Rusdi Masse Mappasessu, Yohanes Fransiskus Lema, I Made Urip, Dwita Ria Gunadi, TA Khalid, Julie Sutrisno, Daniel Johan, Edward Tannur, Suhardi Duka, Muhammad Dhevy Bijak, Saadiah Uluputty, Fachry Pahlevi Konggoasa.

(CM)

Editor: Rizqa Leony Putri

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut