get app
inews
Aa Text
Read Next : Jejak Airlangga, Sang Raja Besar Jawa di Kerajaan Kahuripan dan Kediri

Kesadaran Prabu Jayabaya Catat Kejayaan Kediri dalam 3 Prasasti dan Kakawin Bharatayudha

Sabtu, 06 Agustus 2022 - 06:44:00 WIB
Kesadaran Prabu Jayabaya Catat Kejayaan Kediri dalam 3 Prasasti dan Kakawin Bharatayudha
Prabu Jayabaya raja termasyhur Kerajaan Kediri. (Foto: ilustrasi)

JAKARTA, iNews.id - Prabu Jayabaya raja termasyhur yang memimpin Kerajaan Kediri hingga mencapai puncak kejayaan. Dia menyatukan dua kerajaan yang pernah terbagi dua oleh Airlangga setelah naik takhta pada 1135 Masehi.

Usai menyatukan kedua kerajaan, dia memerintahkan Mpu Sedah dan Mpu Panuluh untuk menggubah Kakawin Bharatayudha, karya sastra yang mengisahkan tentang kejayaan Pandawa terhadap Kurawa dalam Perang Bharatayuda.

Karya itu digubah untuk melukiskan kejayaan Kediri atas Janggala dalam perang saudara atau trah Airlangga. 

Peninggalan Kerajaan Kediri yang diruntuhkan oleh Ken Arok. (Foto: ist)
Peninggalan Kerajaan Kediri yang diruntuhkan oleh Ken Arok. (Foto: ist)

Sri Wintala Achmad menulis dalam buku "13 Raja Paling Berpengaruh Sepanjang Sejarah Kerajaan di Tanah Jawa" menyebut perubahan itu sebagai langkah politis Jayabaya untuk memutarbalikkan fakta.

Prabu Jayabaya yang merebut wilayah Janggala dilambangkan sebagai Yudistira (Raja Amarta yang berjiwa mulia). Sementara raja Janggala dilambangkan sebagai Doryudana atau Raja Hastina yang berwatak jahat.

Jayabaya juga memiliki kesadaran dalam menggoreskan catatan sejarahnya. Dia mengeluarkan tiga prasasti penting yang menjadi warisan, yakni Prasasti Hantang atau Prasasti Ngantang, Prasasti Talan, dan Prasasti Jepun.

Prasasti Hantang berangka tahun 1135 masehi ditemukan di Ngantang, Kabupaten Malang. Prasasti ini dinamakan Prasasti Ngantang karena ditemukan di Desa Ngantang.

Prasasti ini dituliskan dengan huruf kuadrat besar dan berbunyi 'Panjalu Jayati tersebut memperingati pemberian anugerah Prabu Jayabaya pada penduduk Desa Hantang'.

Isi prasasti ini memperlihatkan kebaktiannya terhadap raja dengan bukti menyerahkan cancu tan pamusu dan cancu ragadaha. Selain itu, mereka tetap setia kepada raja sewaktu terjadi perang saudara. 

Prasasti ini juga berisi perincian anugerah yang pernah diterima oleh penduduk Hantang sewilayahnya dari yang telah dicandikan di Gajapada dan Nagapuspa.

Prasasti Talan berangka tahun 1136 masehi dan ditemukan di Gurit, Babadan, Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar. Cap prasasti ini adalah Garudhamukalanca yang berbentuk badan manusia berkepala burung garuda dan bersayap. 

Prasasti ini pula yang konon mengilhami lambang burung garuda sebagai lambang negara Republik Indonesia. Prasasti Talan berisikan anugerah sima dari Prabu Jayabaya kepada penduduk Desa Talan.

Prasasti ketiga yakni Jepun, yang ditemukan di Jepun, Tegalrejo, Kecamatan Selapuro, Kabupaten Blitar. Prasasti yang terbuat dari batu ini dibuat pada tahun 1066 Saka atau 7 Juli 1144 M. 

Sayangnya Prasasti Jepun tidak bisa dibaca isinya karena mengalami kerusakan.

Editor: Reza Yunanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut