Kepala Sekolah di Bengkulu Pukul dan Tendang Guru di Depan Siswa
BENGKULU, iNews.id - Yuli Setiawati menerima bogem mentah di mukanya lantaran tidak mengindahkan panggilan Kepala Sekolah (Kepsek) SMP Negeri 21 Kota Bengkulu berinisial SP. Meski begitu, Yuli memiliki alasan kuat tidak segera mengindahkan panggilan SP.
Diketahui Yuli merupakan guru di SMP tersebut. Insiden terjadi saat Yuli sedang mengawas ujian praktek. Alasan tersebut membuatnya tidak segera menemui SP di ruang kepala sekolah.
Yuli mengatakan, koleganya yang juga bekerja di SMPN 21 memberitahu jika dirinya dipanggil oleh kepala sekolah. Dia pun menanggapi panggilan tersebut tetapi baru akan menghampiri kepala sekolah setelah ujian praktek usai.
"Saya lagi ngawas ujian praktek tunggu dulu. Selesai ujian praktek saya ke sana menghadap bapak kepala sekolah," kata Yuli kepada rekannya saat itu.

Rupanya, SP tidak bisa menunggu lebih lama. Dia pun bergegeas menghampiri Yulis di ruang laboratorium sekolah.
"Setelah 10 menit bapak sekolah datang ke lab. Bu Yuli kamu ini kan dipanggil ke ruangan saya kata kepala sekolah. Saya bilang, bapak kan lihat sendiri saya sedang menguji," ucapnya.
Melihat Yuli yang sedang mengawas ujian praktek ternyata tidak membuat SP mengendur. Di depan siswa, kepala sekolah itu menarik lengan Yuli dan menyeretnya keluar ruangan. Sebelum menyeret Yuli ke luar lab keduanya sempat adu mulut bahakn kepala sekolah minta agar ujian praktek dihentikan.
"Ke ruangan saya sekarang kata kepala sekolah. Saya bilang lagi nguji pak, saya profesional diberi SK untuk menguji. Kalau bapak ingin bertemu saya nanti pak. sekitar 15 menit lagi usai," katanya.
Yuli mengaku tidak terima atas kekerasan yang dialaminya. Bogem mentah di muka dan tendangan SP ke bagian pinggang dinilai sebagai bentuk penghinaan terhadap profesi guru. Guru malang itu pun harus merasakan rasa sakit karena luka memar di bagian muka, tangan dan pinggang.
Kekerasan yang diterima Yuli diduga adanya ketidaktransparan kepala sekolah. Pasalnya, Yuli mengaku tidak punya urusan dengan kepala sekolah di hari kejadian kecuali terkait dengan urusan bendahara sekolah.
"Saya pikir tidak punya masalah dengan pak kepala sekolah. Tapi insting saya mengarah ke hal yang berurusan dengan bendaraha," ujarnya.

Kekerasan SP yang notabene kepala sekolah disaksikan oleh sejumlah siswa. Baik saat SP memarahi atau pun saat menarik dan mencekik Yuli.
Sementara, sejauh ini SP enggan berkomentar terkait insiden tersebut. Dia hanya mengatakan, insiden telah dijelaskannya kepada Dinas Pendidikan Kota Bengkulu.
"Tanya saja ke atas (ke ruangan di atas). Saya sudah jelaskan ke dinas. Jadi tanya saja ke atas," ucap SP di kantor Dinas Pendidikan Kota Bengkulu.
Editor: Achmad Syukron Fadillah