Keluarga Miskin yang Viral karena Tinggal di Hutan Akhirnya Direlokasi

PELALAWAN, iNews.id – Masyarakat dan Pemerintah Desa Muda Setia, Kecamatan Bandar Sei Kijang, Kabupaten Pelalawan, Riau, bergerak cepat usai viralnya kehidupan satu keluarga tuna wisma yang tinggal menyedihkan di dalam hutan. Mereka akhirnya direlokasi ke tempat layak.

Sejak viral di media sosial (medsos) banyak warga yang tergugah dan memberikan bantuan bagi keluarga Sugianto (53). Bantuan yang diberikan warga yakni berupa bahan kebutuhan pokok seperti minyak goreng, gula, garam beras dan lainnya. Selain itu, warga juga membantu mereka memberikan pakaian layak pakai.

Baca Juga

Viral, Satu Keluarga Tinggal di Hutan Pelalawan Lantaran Miskin

"Banyak warga yang kasihan dengan keluarga Pak Sugianto dan memberikan bantuan. Mereka hidup di bawah garis kemiskinan," kata Irmalasari (37) warga Desa Muda Setia, Selasa (16/10/2018).

Selain dari warga, bantuan juga diberikan aparat kepolisian. Mereka memberikan beras dan pakaian serta perlengkapan bayi. "Saya sudah perintahkan Polsek Seikijang untuk membantu warga tuna wisma itu," kata Kapolres Pelalawan AKBP Kaswandi.

Hasil perundingan dengan Camat Sei Kijang dan Kepala Desa Muda Setia bersama dan warga, disepakati bahwa keluarga Sugianto untuk sementara tinggal di rumah milik seorang warga. "Sekarang mereka tinggal di rumah kontrakan milik salah satu warga bernama Syamsinar di Jalan Zainal di Desa Muda Setia," ujarnya.

Diketahui, Sugianto selama ini tinggal dalam tenda terpal ala kadarnya tanpa penerangan bersama isteri dan anaknya yang masih balita. Mereka hidup di bawah garis kemiskinan dan serba keterbatasan. Sugianto selama ini bekerja menjadi penakik (menyadap karet) dengan upah Rp600.000 per bulan.

Kondisi keluarga ini viral setelah satu warga mempostingnya di Facebook. Bahkan anak bungsunya sedang sakit dan butuh uluran tangan untuk berobat. Setelah postingan viral, banyak warganet mencibir pemerintah yang dianggap tidak tanggap atas warga miskin. Usai itu, bantuan pun kini terus mengalir bagi keluarga Sugianto.

Editor: Donald Karouw