get app
inews
Aa Text
Read Next : Tingkat Karhutla Turun, PT SRL Beri Apresiasi bagi Desa Bebas Api

Kabut Asap akibat Karhutla Selimuti Kota Pangkalan Bun

Senin, 01 Maret 2021 - 22:00:00 WIB
Kabut Asap akibat Karhutla Selimuti Kota Pangkalan Bun
Kabut asap mulai menyelimuti Kota Pangkalan Bun. (Foto: Dok.iNews.id)

PANGKALAN BUN, iNews.id - Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) menyelimuti Kota Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah (Kalteng), Senin (1/3/2021). Kondisi tersebut membuat kualitas udara menurun.

Berdasarkan alat pemantau kualitas udara di Stasiun Meteorologi Iskandar Pangkalan Bun, kualitas udara masuk kategori tidak sehat.  Pada pukul 12.00 WIB, alat pemantau kualitas udara menunjukkan konsentrasi PM10 terpantau di kisaran angka 333 mikrogram per meter kubik, artinya, kualitas udara masuk kategori tidak sehat.

Meski begitu, angka tersebut turun bila dibandingkan dengan satu jam sebelumnya yang terpantau di angka 378 mikrogram per meter kubik yang mana masuk kategori sangat tidak sehat.

Kabut asap yang menyelimuti kota berjulukan Kota Manis itu mulai membuat udara tidak lagi segar dan mengganggu pernapasan.

"Corona belum hilang, kabut asap menyerang, sangat mengganggu," kata Sugiarto, warga Kelurahan Madurejo, Kecamatan Arut Selatan, Senin.

Warga lainnya Anggraini, tenaga kesehatan yang bekerja di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Imanuddin Pangkalan Bun juga mengaku udara sudah lagi tidak sehat.  "Udara rasanya pengap tidak segar, jadi berasa panas banget," katanya.

Dimintai konfirmasi mengenai karhutla yang mulai melanda, Wakil Ketua II DPRD Kobar Bambang Suherman menawarkan satu konsep yang menurutnya bisa menjadi kunci pencegahan yaitu membuat pemukiman model transmigrasi lokal di sekitar lahan yang menjadi langganan kebakaran.

"Kebakaran tersebut kita lihat dan kita perhatikan tahun ke tahun hanya di tempat-tempat itu saja yang parah," katanya. 

Karena itu, dia menawarkan satu konsep kepada pemerintah daerah untuk mengurangi beban biaya penanganan karhutla setiap tahunnya, yaitu dengan dibuatkan satu permukiman di daerah eks kebakaran tersebut.

Menurutnya, konsep solusinya dengan dibuat permukiman penduduk transmigrasi swakelola mandiri. Transmigrasi ini bukan didatangkan dari luar daerah atau dari Pulau Jawa, tetapi warga lokal yakni dari Kobar sendiri atau daerah tetangga, termasuk provinsi tetangga.

Kemudian, warga diberikan lahan dan dipersilakan membangun permukiman serta mengolah lahan. Harapannya, lahan yang jadi langganan karhutla dapat dikelola dan tentunya bakal dijaga masyarakat agar tidak terbakar.

Sebelumnya, Bupati Kobar Hj Nurhidayah saat memantau proses pemadaman karhutla yang terjadi di kilometer 12 Jalan Pangkalan Bun-Kotawaringin Lama, menyampaikan imbauan dan mengajak masyarakat bersama-sama menjaga lingkungan demi menghindari bencana kebakaran hutan dan lahan.

Editor: Kastolani Marzuki

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut