ITB Pasang Pompa Air Tenaga Surya di Lokomea TTU, Bantu Petani Atasi Kekeringan
KEFAMENANU, iNews.id - Kekeringan yang melanda Desa Lokomea, Kecamatan Biboki Utara, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), akhirnya mendapat solusi baru. Institut Teknologi Bandung (ITB) bersama Universitas Timor memasang pompa air tenaga surya sebagai teknologi irigasi ramah lingkungan untuk membantu petani bertahan di tengah minimnya curah hujan.
Desa Lokomea selama bertahun-tahun menghadapi curah hujan sangat rendah. Laporan BMKG Dasarian II Januari 2025 mencatat wilayah TTU berada di bawah 50 mm per dasarian dan memiliki rata-rata 6–10 hari tanpa hujan.
Kondisi ini semakin diperparah fenomena El Niño sehingga banyak petani gagal panen. Tanaman seperti jagung, padi, dan hortikultura tak lagi bisa menjadi sumber penghasilan stabil bagi warga.
Melihat situasi tersebut, ITB melalui Direktorat Pengabdian Masyarakat dan Layanan Kepakaran (DPMK) menjalankan program Solar Water Pump sebagai solusi baru irigasi lahan kering. Program ini masuk dalam Skema Pengabdian Masyarakat Bottom-Up Lingkar 5 Tahun 2025 untuk wilayah 3T.
Pompa air tenaga surya dipasang dan difungsikan di Desa Lokomea dalam kegiatan yang berlangsung 9-12 Oktober 2025. Pemasangan pompa dipimpin Dosen FPSK Unimor Melkisedek Bukifan.
Setelah instalasi selesai, tim memastikan seluruh komponen bekerja optimal sebelum diresmikan bersama pemerintah desa dan masyarakat. Air kini sudah mengalir menuju lahan warga.
“Kami sangat terbantu dengan adanya pompa air tenaga surya ini. Sekarang petani bisa mengairi lahan tanpa harus menunggu hujan. Ini membawa harapan baru bagi kami di Lokomea,” ujar Kepala Desa Lokomea.
Seusai peresmian, tim ITB menggelar dialog evaluasi bersama pemerintah desa dan masyarakat. Mereka membahas potensi pengembangan dan keberlanjutan sistem irigasi.
Ketua tim, Defri Rizaldy menegaskan komitmen keberlanjutan teknologi.
“Kami ingin memastikan sistem berjalan optimal dan bisa bermanfaat langsung bagi masyarakat. Harapannya, sistem ini bisa terus berfungsi dan meningkatkan produktivitas warga sekitar,” katanya.

Sistem irigasi baru ini memungkinkan petani menanam lebih dari sekali dalam setahun. Warga mengaku kini bisa menanam padi dan kacang kapan saja karena air tersedia sepanjang tahun.
Masyarakat Lokomea menyambut positif kehadiran teknologi tersebut. Banyak petani bangga karena desanya dijadikan lokasi penerapan teknologi dari perguruan tinggi ternama.
“Dulu kami hanya bisa menanam saat musim hujan. Sekarang air bisa dipakai kapan saja,” ujar salah satu petani di area pemasangan.
Selain manfaat ekonomi, program ini juga memperkuat semangat gotong royong warga dalam merawat fasilitas bersama. Pemerintah desa berharap kerja sama dengan ITB berlanjut pada bidang lain seperti pengelolaan air bersih, energi terbarukan hingga pendidikan.
ITB berkomitmen melakukan monitoring berkala agar pompa tenaga surya terus berfungsi optimal.
“Kami percaya bahwa desa bisa menjadi pusat inovasi, selama masyarakat dilibatkan dan diberdayakan,” kata Epin Saepudin dari ITB.
Program pengabdian masyarakat ITB di Lokomea menunjukkan teknologi tepat guna seperti solar water pump dapat menjadi solusi konkrit bagi desa kering di wilayah 3T. Akses air yang lebih stabil membuka peluang pertanian berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan warga.
Editor: Donald Karouw