Hari Cuci Tangan Sedunia, Begini Anjuran Rasulullah SAW
JAKARTA, iNews.id - Masyarakat di seluruh dunia hari ini memeringati Hari Cuci Tangan Sedunia atau global handwashing day diperingati setiap 15 Oktober. Meski terkesan sepele, mencuci tangan ternyata banyak berimplikasi terhadap kesehatan tubuh manusia terlebih di masa pandemi Covid-19.
Jauh sebelum masyarakat dunia ribut soal mencuci tangan, Islam telah mengajarkan kepada pemeluknya untuk selalu menjaga kesehatan dengan cara mencuci tangan. Ajaran itu dibawa Rasulullah SAW.
Imam Baihaqi dalam Adabus Syar'iyyah mengatakan, “Hadits tentang mencuci tangan sesudah makan adalah hadits yang berstatus hasan dan tidak terdapat hadits yang shahih tentang mencuci tangan sebelum makan".
Cara mencuci tangan pun tidak sembarangan. Menurut sunnah, cara mencuci tangan yang benar adalah dengan mengucurkan air ke tangan dan bukannya memasukkan tangannya ke dalam air .
Mencuci di kobokan ber ramai-ramai akan memungkinkan timbulnya dua akibat yang berbahaya yakni, air dalam kobokan terkontaminasi penyakit yang tersembunyi dalam jemari tangan yang dimasukkan kedalamnya. Bisa jadi tangan-tangan yang kemudian ikut menggunakan kobokan itu sesudahnya akan ikut tercemari penyakit yang ada di dalamnya.
Kedua, air dalam kobokan yang cuma sedikit itu bisa menjadi najis jika ada tangan yang dimasukkan ke dalamnya membawa najis pula .
Adapun yang benar adalah tangan-tangan itu di guyuri air atau dengan air yang mengucur sebagaimana Sunnah Nabi SAW.
عَنْ عَائِشَةَ زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا اغْتَسَلَ مِنْ الْجَنَابَةِ بَدَأَ فَغَسَلَ يَدَيْهِ ثُمَّ يَتَوَضَّأُ كَمَا يَتَوَضَّأُ لِلصَّلَاةِ ثُمَّ يُدْخِلُ أَصَابِعَهُ فِي الْمَاءِ فَيُخَلِّلُ بِهَا أُصُولَ شَعَرِهِ ثُمَّ يَصُبُّ عَلَى رَأْسِهِ ثَلَاثَ غُرَفٍ بِيَدَيْهِ ثُمَّ يُفِيضُ الْمَاءَ عَلَى جِلْدِهِ كُلِّهِ
Dari Aisyah isteri Nabi shallallahu alaihi wasallam, bahwa jika Nabi shallallahu alaihi wasallam mandi karena janabat, beliau memulainya dengan mencuci kedua telapak tangannya, kemudian berwudlu sebagaimana wudlu untuk shalat, kemudian memasukkan jari-jarinya ke dalam air lalu menggosokkannya ke kulit kepalanya, kemudian menyiramkan air ke atas kepalanya dengan cidukan kedua telapak tangannya sebanyak tiga kali, kemudian beliau mengalirkan air ke seluruh kulitnya." (HR. Bukhari) [No. 248 Fathul Bari] Shahih.
Di dalam kitab Sahihain disebutkan sebuah hadis yang mengatakan: Sesungguhnya semua amal perbuatan itu berdasarkan niat, dan sesungguhnya setiap orang akan memperoleh apa yang diniatkannya. Sebelum membasuh muka disunatkan menyebut asma Allah Swt. sebagai permulaan wudunya, karena berdasarkan sebuah hadis yang diriwayatkan melalui berbagai jalur yang jayyid dari sejumlah sahabat, dari Nabi Saw., bahwa Nabi Saw pernah bersabda: Tidak ada wudu bagi orang yang tidak menyebut nama Allah atasnya.
Disunahkan pula membasuh kedua telapak tangannya sebelum memasukkan keduanya ke dalam wadah. Hal ini lebih dikukuhkan lagi kesunatannya bila baru bangun dari tidur, karena berdasarkan sebuah hadis di dalam kitab Sahihain dari Abu Hurairah r.a yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda: Apabila seseorang di antara kalian bangun dari tidur, janganlah ia memasukkan tangannya ke dalam wadah (air) sebelum membasuhnya sebanyak tiga kali. Karena sesungguhnya seseorang di antara kalian tidak mengetahui di manakah tangannya berada semalam.
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang tidur dalam keadaan tangannya masih bau daging kambing dan belum dicuci, lalu terjadi sesuatu, maka janganlah dia menyalahkan kecuali dirinya sendiri.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud).
Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda: Apabila seorang hamba muslim atau mukmin melakukan wudu, lalu ia membasuh wajahnya, maka keluarlah dari wajahnya semua dosa yang diakibatkan dari pandangan kedua matanya bersamaan dengan air, atau bersamaan dengan tetesan terakhir dari airnya. Dan apabila ia membasuh kedua tangannya, maka keluarlah dari kedua tangannya semua dosa yang telah dilakukan oleh kedua tangannya bersamaan dengan air atau bersamaan dengan tetesan terakhir airnya. Dan apabila ia membasuh kedua kakinya, maka keluarlah semua dosa yang dijalani oleh kedua kakinya bersamaan dengan air atau bersamaan dengan tetesan terakhir airnya, hingga ia selesai dari wudunya dalam keadaan bersih dari semua dosa.
Wallahu a'lam
Sumber: Tafsir Ibnnu Katsir, Pustaka Ilmu Sunni-Salafiyah (PISS-KTB)
Editor: Kastolani Marzuki