Gempa Sumba Barat Daya NTT M 5,3, BMKG: Akibat Subduksi Lempeng

JAKARTA, iNews.id - BMKG menyebut gempa M 5,3 yang mengguncang Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu (12/7/2023) sore, diakibatkan aktivitas subduksi lempeng. Hasil analisis menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme pergerakan naik atau thrust fault.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi lempeng," ujar kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono dalam keterangannya, Rabu (12/7/2023).
BMKG menyebutkan, gempa yang di-update dengan magnitudo M 5,1 ini berpusat pada koordinat 10,25 derajat LS dan 118,79 derajat BT. Tepatnya berlokasi di laut pada jarak 76 Km arah Barat Daya Kodi Bangedo, Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur pada kedalaman 45 km.
Berdasarkan estimasi peta guncangan (shakemap), gempa ini dirasakan di Sumba Barat Daya dengan skala intensitas III-IV MMI.
"Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami. Hingga pukul 15.50 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock)," kata Daryono.
Daryono pun mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," katanya.
Editor: Rizky Agustian