JAKARTA-iNews.id – Enzo Zenz Allie (18), pemuda berdarah Perancis lulus menjadi salah satu Calon Taruna (Catar) Akademi Militer (Akmil) 2019. Dia menjadi satu di antara 346 calon yang lolos dari 634 taruna dan taruni Akmil.
Sosok Enzo yang lahir dan besar di Paris ini menjadi perhatian Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto. Di hadapan Panglima TNI, Enzo mengutarakan niatnya menjadi prajurit Infanteri dan Kopassus.
Enzo merupakan pemuda berdarah campuran. Ayahnya berasal dari Perancis dan ibunya orang Indonesia. Dia lahir dan besar di Paris, namun beranjak remaja, keluarganya kembali ke Indonesia, saat usianya 13 tahun.
"Sewaktu kecil dia ikut bersama ayahnya, Jeans Paul Francois Allie. Namun, setelah ayahnya meninggal, Enzo dibawa pulang ibunya dan melanjutkan sekolah di salah satu pesantren di Serang, Banten," ujar Aspers Kasad Mayjen TNI Heri Wiranto di Mabesad, Jakarta, Senin (5/8/2019).
Enzo menempuh pendidikan sekolah dasar di Perancis, serta melanjutkan SMP dan SMA di Indonesia. Dia menguasai bahasa Perancis dan lancar berbahasa Inggris.
Saat seleksi Panitia Penentuan Akhir (Pantukhir) terpusat yang dipimpin langsung Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto beserta para Kepala Staf Angkatan, Enzo menunjukkan diri mampu lancar mengaji dan membaca Alquran.
"Kemampuan bahasa memang tidak jadi persyaratan mutlak, namun menjadi nilai tambah bagi calon taruna (Catar) dalam berkompetisi dengan yang lain. Termasuk Enzo, dinyatakan lolos untuk mengikuti pendidikan Calon Prajurit Taruna (Capratar) karena nilainya memenuhi syarat," kata Jenderal bintang dua tersebut.
Menurutnya, Enzo telah memacu dirinya dalam mewujudkan cita-cita dengan cara mengejar prestasi. Dia menjadi juara kedua lomba lari jarak 50 meter di Popda dan juara 1 lari jarak 400 meter dan 800 meter di Kejurkab.
"Enzo ini merupakan anak yatim yang memiliki kemauan keras untuk menjadi Taruna Akmil," kata Heri Wiranto.
Ketika berada di hadapan Panglima TNI dan Kasad Jenderal TNI Andika Perkasa, Enzo menyampaikan dia bercita-cita menjadi prajurit Infanteri dan Kopassus. Hal ini merupakan cita-citanya sejak kecil dan dia mengaku bersyukur perlahan dapat menggapainya.
"Saya merasa bahagia dan bersyukur kepada Allah SWT yang telah menjadikan saya sebagai Capratar. Terima kasih (Mama) yang telah mengurus saya selama ini, terima kasih banyak,’’ kata Enzo.
Dia menuturkan, mengetahui tentang Akmil dari mamanya saat masih duduk di bangku SMP. Ketika itu, dia baru saja pindah dari Perancis di tahun 2014 setelah ayahnya meninggal.
Orangtua Enzo, Siti Hadiati Nahriah mengungkapkan, jika anaknya menjadi yatim setelah ayahnya meninggal serangan jantung. Peristiwa itu terjadi saat mereka masih tinggal di Voh, New Caledonia tahun 2012. Enzo memiliki tiga saudara. Dan keberhasilannya lolos taruna Akmil, disebut orangtuanya sebagai rizki dan berkah dari Allah SWT.
"Menjadi prajurit TNI, merupakan cita-citanya semenjak kecil," kata Siti Hadiati Nahriah.
Dia mengenang, sejak kecil Enzo berkeinginan menjadi prajurit TNI. Dia bahkan kerap memakai baju tentara saat HUT TNI di Serang. Ketika itu, Enzo banyak berfoto dengan anggota Kopassus.
“Di situlah keinginannya menjadi anggota Kopassus semakin besar,” tuturnya.
Diketahui, selama persiapan seleksi Catar, selain berlatih dengan pelatihnya, Enzo juga banyak dibina Dandim O503/JB Letkol Arh Jatmiko.
Direncanakan, pendidikan Candradimuka bagi para Capratar Akademi TNI yang lulus seleksi ini akan dilaksanakan 6 Agustus sampai 30 Oktober 2019 di Akmil. Kegiatan ini dibuka langsung Danjen Akademi TNI Laksdya TNI Aan Kurniawan. Di mana Enzo menjadi salah satu peserta didik Carpratar tersebut.
Editor: Donald Karouw