Detik-Detik Aksi Keji Landelinus Tebas Istri, Anak dan 2 Kerabat dalam Reka Ulang di TTU
KEFAMENANU, iNews.id – Kepolisian Resor Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT), melakukan rekonstruksi kasus pembunuhan berantai yang menewaskan empat orang perempuan di Desa Amol, Kecamatan Miomaffo Timur, Senin (24/11/2025).
Reka ulang insiden tragis yang terjadi pada Senin, 13 Oktober 2025 lalu ini dipimpin Kasatreskrim Polres TTU, Iptu Rizaldi Haris, didampingi Kapolsek Miomaffo Timur. Proses rekonstruksi berlangsung di Tempat Kejadian Perkara (TKP), yakni di rumah pelaku dan korban di Kampung Usapitoko, Desa Amol.
Kasatreskrim Polres TTU, Iptu Rizaldi Haris, mengungkapkan kronologi insiden tersebut, yang tercantum dalam Laporan Polisi nomor: LP / B / 360 / X / 2025 / SPKT / RES TTU / POLDA NTT.
Terungkap dalam rekonstruksi tersebut, tersangka Landelinus Kuabib alias Lande, baru pulang dari rumah duka dan tiba di rumahnya di Usapitoko pada 13 Oktober 2025.
Saat itu, tersangka terlibat cekcok dengan istrinya, Emiliana Oetpah (Istri) lantaran sang istri tidak menyahut panggilan. Percakapan terkait pesanan air yang belum tiba memicu pertengkaran, di mana istri menuduh tersangka berbohong. Dalam kondisi emosi, tersangka mengambil parang yang terselip di dinding dapur.
"Ketika Emiliana kembali berbicara dengan nada tinggi, Lande mengayunkan parang ke leher kanan korban. Korban menjerit dan tewas setelah dianiaya dengan tebasan berulang ke kepala, leher, pipi, telinga, dan tangan," ungkap Iptu Rizaldi dilansir dari TTU.inews.id, Senin (24/11/2025).
Tersangka kemudian keluar dan mendengar teriakan anaknya, Lusiana Kuabib yang meminta tersangka tidak melukai ibunya (Emiliana). Tersangka langsung mengejar anaknya ke arah dapur. Dia tanpa ampun menebas bahu kanan Lusiana. Korban sempat berlari, namun tersangka terus mengejar.
Belum puas, tersangka melihat kerabatnya, Kristina Noo Wawa berdiri di dekat fiber air di dapur. Lande mengayunkan parang dua kali ke leher Kristina hingga korban jatuh dan tewas setelah dianiaya berulang ke bagian kepala, tangan, dan lutut kiri.
Melihat kejadian tersebut, Bernadetha Kuabib menangis ketakutan dan berlari ke belakang dapur rumah Kristina. Tersangka mengejar dan menebas paha kanan korban dari belakang. Ketika Bernadetha jatuh sambil berteriak “aduh mama”, tersangka kembali mengayunkan parang berkali-kali ke bagian leher, kepala, dan mulut hingga korban meninggal dunia.
Setelah menghabisi keempat korban, tersangka kembali masuk ke rumah sambil memegang parang sebelum akhirnya berhasil diamankan pihak berwenang.
Editor: Kastolani Marzuki