get app
inews
Aa Text
Read Next : Kebakaran Rumah di Anggana Kutai Kartanegara, 3 Balita Tewas

Cerita Rakyat Kalimantan Timur, Legenda Pesut Mahakam

Selasa, 30 November 2021 - 10:11:00 WIB
Cerita Rakyat Kalimantan Timur, Legenda Pesut Mahakam
Dua ekor Pesut berhasil terpantau saat sedang berenang di Sungai Mahakam, Kecamatan Muara Kaman, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Sabtu (13/5/2017). (Foto: Antara/Sugeng Hendratno/jhw/foc/aa)

BALIKPAPws.iAN, iNews.id - Cerita Rakyat Kalimantan Timur tak lepas dari Legenda Pesut Mahakam. Sesuai dengan namanya, Pesut Mahakam ini banyak ditemukan di Sungai Mahakam, Kalimantan Timur yang akhirnya menguak sebuah legenda.

Pesut  merupakan satu mamalia air tawar yang disebut juga sebagai lumba-lumba air tawar. Ikan Pesut juga termasuk salah satu hewan yang dilindungi karena populasinya semakin menipis. 

Menurut masyarakat sekitar Sungai Mahakam, dulu hidup seorang Ayah yang tinggal di Muara Muntai yaitu sebuah desa kecil di Kalimantan Timur. Dia tinggal bersama dua orang anaknya setelah ditinggal oleh sang istri karena sakit. 

Berikut Cerita Rakyat Kalimantan Timur, Legenda Pesut Mahakam;

Untuk menghidupi kedua anaknya, ayah itu menjual kayu bakar di pasar. Selain itu sang Ayah juga berperan sebagai ibu bagi anak-anaknya. Dia berusaha untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti memasak, membersihkan rumah dan mencuci pakaian. 

Namun karena itu sang ayah kelelahan dan sulit untuk mengerjakan semuanya sendirian. Akhirnya ayah memutuskan untuk menikah lagi agar ada yang membantunya untuk mengurus dirinya dan anak-anaknya.

Ayah menikah dengan seorang perempuan cantik dan baik hati yang sangat menyayangi anak-anaknya. Setiap hari ibu tiri itu menyiapkan masakan dan kebutuhan keluarga barunya tersebut. Kehadiran ibu tiri membuat ayah dan anak-anak menjadi bahagia dengan sikap ibu tiri yang penuh kasih sayang.

Namun lama kelamaan kehadiran ibu tiri justru berbanding terbalik. Ketika Ayah sedang pergi ke hutan untuk mencari kayu bakar, ibu tiri malah bersikap kurang baik dengan anak-anak. Ibu tirinya menyuruh anak-anak tersebut dengan perkataan yang kasar dan penuh amarah.

Anak-anak itu pun dipukul karena tidak sanggup memenuhi keinginan ibunya untuk pergi mengambil air di sungai.

Suatu hari Ibu tiri kembali menyuruh anak-anaknya untuk pergi ke hutan mencari kayu bakar. Mereka pun bergegas pergi karena takut ibu akan marah dan memukul mereka lagi.

Semakin lama anak-anak malah semakin jauh masuk ke dalam hutan untuk mencari kayu bakar. Anak-anak yang sedang mencari kayu bakar itu kesulitan untuk pulang karena telah kelelahan dan dalam kondisi perut yang lapar. 

Mereka pun terus berjalan menyusuri hutan hingga akhirnya menemukan sebuah sungai kecil. Tak disangka di sekitar sungai terdapat banyak pohon pisang dengan buahnya yang matang dan harum. 

Anak-anak pun langsung memakan buah pisang itu dengan lahap. Karena hari telah gelap dan kayu bakar yang mereka miliki masih kurang cukup, mereka pun memutuskan untuk tidur di hutan.

Esoknya anak-anak kembali ke rumah sambil memikul kayu yang jumlahnya cukup banyak. Sesampainya di rumah, anak-anak mengeluh lapar dan meminta makanan kepada ibu. Namun sepertinya sang ibu sedang keluar rumah karena kondisi rumah sangat sepi. 

Anak-anak pun pergi ke dapur dan mendapatkan sepanci ketan yang masih hangat. Mereka yang sedang kelaparan akhirnya memakan habis nasi ketan tersebut. Tiba-tiba ibu dan ayah datang dan terkejut melihat nasi ketan yang telah habis tak tersisa. 

Melihat hal tersebut sang ibu justru mengadu kepada ayah bahwa anak-anak mereka baru saja pulang setelah dua hari bermain di luar. Mendengar itu sang Ayah langsung percaya dan memarahi anak-anak mereka. Akibat emosi sang Ayah tiba-tiba menyebutkan “Dasar anak nakal, kalian anak manusia atau ikan?”. 

Setelah ucapan Ayah tersebut tiba-tiba terdengar petir lalu kedua anak itu merasakan panas di seluruh badan. Perlahan-lahan tubuh anak-anak malang itu berubah menjadi hitam dan segera berlari menuju sungai. Di sini lah awal mula Cerita Rakyat Kalimantan Timur, Legenda Pesut Mahakam. 

Tak lama tubuh anak-anak itu berubah menjadi sepasang ikan dan pergi menyusuri sungai. Sang Ayah yang melihat kejadian itu pun menangis dan menyesal atas apa yang dia ucapkan. Kedua ikan tersebut yang sampai saat ini dipercaya sebagai Pesut Mahakam yang menghuni Sungai Mahakam. 

Editor: Nani Suherni

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut