BMKG Minta Nelayan di Bengkulu Waspada Angin Kencang dan Gelombang Tinggi 4 Meter
BENGKULU, iNews.id - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) stasiun Klimatologi Pulau Baai meminta nelayan di Bengkulu untuk waspada angin kencang dan gelombang dengan ketinggian 4 meter. Hal itu diungkapkan Kasi Data dan Informasi BMKG Bengkulu, Anang Anwar
Dia mengatakan, saat ini kecepatan angin dari 2 hingga 25 knot dari arah Barat Laut-Utara.
"Kami meminta nelayan Bengkulu untuk waspada potensi angin kencang dengan kecepatan mencapai 25 knots berpeluang terjadi di wilayah perairan Samudra Hindia Barat Bengkulu," katanya, Selasa (7/2/2023).
Selain angin kencang, kata dia, pihaknya juga meminta nelayan untuk waspada terhadap potensi gelombang dengan ketinggian 1,25 hingga 2,50 meter yang berpeluang terjadi di Perairan Bengkulu.
Kemudian potensi gelombang dengan ketinggian 1,50 hingga 3,50 meter berpeluang terjadi di Perairan Enggano dan potensi gelombang dengan ketinggian 2-4 meter berpeluang terjadi di Samudera Hindia Barat Bengkulu.
Dia mengatakan, pada hari ini di Pelabuhan Pulau Baai pada pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 19.00 WIB akan terjadi air pasang.
Dengan adanya imbauan ini, diharapkan agar perahu nelayan waspadai ketinggian gelombang lebih dari 1,26 meter, kapal tongkang waspadai ketinggian gelombang lebih dari 1,50 meter.
Selanjutnya kapal ferry waspadai ketinggian gelombang lebih dari 2,50 meter dan kapal ukuran besar (Kargo/pesiar) waspadai ketinggian gelombang lebih dari 4,00 meter.
Saat ini, nelayan yang berada di Kelurahan Malabero Kota Bengkulu tidak melaut sementara waktu akibat cuaca buruk yang terjadi sejak beberapa waktu lalu.
Hal tersebut dilakukan karena angin kencang yang terjadi di perairan Bengkulu menyebabkan gelombang laut tinggi.
"Sejak beberapa waktu ini kami tidak melaut karena kondisi angin yang menyebabkan terjadinya gelombang tinggi," ujar salah seorang nelayan Kelurahan Malabero, Muzar.
Menurutnya, jika para nelayan tetap memaksa melaut dengan kondisi gelombang yang tinggi, tangkapan ikan yang didapatkan juga sedikit.
Editor: Candra Setia Budi