get app
inews
Aa Text
Read Next : Viral Ojol dan Opang Bentrok di Stasiun Maja Lebak, Netizen: Serasa Balik ke 2016

Bersitegang, Anggota DPRD Sikka Adu Mulut dengan Kepala KSOP Maumere

Selasa, 10 Juli 2018 - 10:07:00 WIB
Bersitegang, Anggota DPRD Sikka  Adu Mulut dengan Kepala KSOP Maumere
Anggota DPRD Sikka dari fraksi PKB Syarifuddin dan Kepala KSOP Maumere Yohanis Kumanireng. (Foto: iNews/Joni Nura)

FLORES, iNews.idAnggota DPRD Sikka dari fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Syarifuddin bersitegang dan nyaris adu jotos dengan Kepala Kesyahbandar Operasional Pelabuhan (KSOP) Maumere Yohanis Kumanireng di areal Pelabuhan Laurens Say, Senin (9/7/2018). Keduanya beradu mulut lantaran perbedaan pendapat soal larangan berlayarnya kapal motor yang kelebihan muatan.

Pantauan iNews di lokasi kejadian, keduanya tak mau saling mengalah dan terus adu argumen dengan nada tinggi disaksikan puluhan penumpang penumpang. Meski suasana memanas, namun keduanya tampak masih bisa mengendalikan emosi hingga mencegah terjadinya gesekan fisik.

Perdebatan mereka berawal dari larangan KSOP Maumere terhadap kapal berpenumpang yang akan berlayar menuju daerah Pemana. Jumlah penumpang yang tertera dalam manifest 30 orang. Namun kenyataannya, kapal memuat lebih dari 70 penumpang.

“Kami bekerja sesuai petunjuk atasan. Kapal yang berlayar ini sejenis dengan yang tenggelam di Danau Toba. Kami tidak ingin kejadian yang sama terulang dan ini untuk menegakkan aturan. Ini demi keselamatan,” kata KSOP Maumere Yohanis Kumanireng.

Dia menjelaskan, otoritas pelabuhan menguatirkan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Nakhoda kapal harus bisa mengerti. Pilihannya mengurangi jumlah penumpang sesuai manifes atau tidak berlayar sama sekali.

“Kami sudah membicarakannya dengan nakhoda. Namun seorang penumpang menelepon anggota dewan yang langsung datang ke sini dan marah-marah,” ujarnya.

Legislator PKB Syarifuddin menyesalkan sikap KSOP atas pelarangan tersebut. Dia menilai, selama ini kapal bebas beroperasi namun kenapa justru sekarang dibuat seperti ini.

“Saya orang asli Pemana. Tidak pernah ada larangan kapal sebelumnya, kenapa baru sekarang. KSOP kerjanya kemana aja selama ini. Kok baru sekarang pengawasannya,” kata Syarifuddin.

Dia menilai terjadi diskriminasi karena sebelumnya juga banyak kapal motor yang kelebihan kapasitas penumpang namun dibiarkan berlayar. “Ini jadi tanda tanya. Selama ini artinya tidak ada pengawasan,” ujarnya.

Pertengkaran keduanya akhirnya diselesaikan di Kantor KSOP Maumere. Setelah mendapat penjelasan mendetail, Syarifuddin akhirnya menerima keputusan larangan keberangkatan kapal. Kapal itu tetap tidak bisa berlayar dengan kapasitas penumpang yang melebih manifes.

Editor: Donald Karouw

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut