Badan Geologi ESDM : Gempa Beruntun di Bengkulu akibat Aktivitas Zona Megathrust
JAKARTA, iNews.id - Gempa bumi beruntun mengguncang Bengkulu pada Jumat (18/11/2022) malam. Gempa terjadi di empat wilayah yakni Pulau Enggano, Kota Bengkulu, Bengkulu Utara, dan Bengkulu Selatan.
Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut, morfologi daerah tersebut merupakan dataran pantai yang dibatasi pada bagian timur oleh perbukitan bergelombang hingga terjal.
"Daerah tersebut pada umumnya tersusun oleh batuan berumur tersier berupa batuan sedimen dan rombakan gunung api, serta endapan kuarter berupa endapan aluvial pantai, sungai dan rawa," dikutip dari keterangan resmi Badan Geologi, Sabtu (19/11/2022).
Magnitudo terbesar tercatat 6,8 yang terjadi pada pukul 20.37 WIB. Pusat getaran gempa bumi itu berada di laut yakni Samudera Hindia pada kedalaman 10 kilometer.
Kejadian gempa bumi itu diakibatkan oleh aktivitas zona penunjaman pada megathrust, dengan mekanisme sesar naik berarah barat laut-tenggara dengan sudut landai dan kedudukan N 347 E, dip 6, dan rake 125.
Hal itu diketahui berdasarkan lokasi pusat gempa bumi, kedalaman, dan data mekanisme sumber dari BMKG, GFZ Jerman, dan USGS Amerika Serikat,
Badan Geologi menjelaskan, sebagian batuan berumur tersier tersebut telah mengalami pelapukan.
Endapan kuarter dan batuan berumur tersier yang telah mengalami pelapukan bersifat lunak, lepas, belum kompak atau unconsolidated dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan gempa bumi.
Selain itu, pada morfologi perbukitan terjal dan batuannya telah mengalami pelapukan berpotensi terjadi gerakan tanah yang dapat dipicu oleh guncangan gempa bumi kuat dan curah hujan tinggi.
Data Badan Geologi mencatat bahwa sebaran permukiman penduduk yang terlanda guncangan gempa bumi berada pada kawasan rawan bencana (KRB) gempa bumi menengah hingga tinggi.
"Gempa bumi itu tidak menyebabkan tsunami. Meskipun lokasi pusatnya terletak di laut, namun tidak mengakibatkan terjadinya deformasi bawah laut yang dapat memicu kejadian tsunami," tulis keterangan tersebut.
Menurut data Badan Geologi, pantai di Bengkulu tergolong rawan bencana tsunami dengan potensi tinggi tsunami di garis pantai lebih dari tiga meter.
Badan Geologi merekomendasikan bangunan di Pulau Enggano, Kota Bengkulu, Kabupaten Bengkulu Utara, dan Kabupaten Bengkulu Selatan dibangun menggunakan konstruksi bangunan tahan gempa bumi guna menghindari dari resiko kerusakan. Selain itu perli dilengkapi dengan jalur dan tempat evakuasi.
"Pemerintah daerah setempat juga harus meningkatkan upaya mitigasi tsunami melalui mitigasi struktural dan mitigasi nonstruktural mengingat daerah pantai di Provinsi Bengkulu tergolong rawan tsunami," demikian Badan Geologi.
Editor: Reza Yunanto