get app
inews
Aa Text
Read Next : Hujan Deras dan Angin Kencang Terjang Semarang, Puluhan Rumah Rusak Berat

Angin Kencang Berkecepatan 60 Km per Jam di Sumbar Dipastikan Tak Ganggu Penerbangan

Sabtu, 22 Februari 2020 - 15:46:00 WIB
Angin Kencang Berkecepatan 60 Km per Jam di Sumbar Dipastikan Tak Ganggu Penerbangan
Penumpang menaiki pesawat menggunakan garbarata di Bandara Internasional Minangkabau di Padang Pariaman, Sumbar. (Foto: Antara)

PADANG PARIAMAN, iNews.id – Fenomena angin kencang berkecepatan hingga 60 kilometer (km) per jam yang terjadi di Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), tidak mengganggu penerbangan. PT Angkasa Pura (AP) II memastikan hingga kini operasional di Bandara Internasional Minangkabau masih normal.

“Sampai saat ini kondisi itu tidak mengganggu operasional penerbangan. Semua berjalan normal,” kata Executive General Manager (EGM) PT AP II Bandara Internasional Minangkabau Yos Suwagiyono di Padang Pariaman, Sabtu (22/2/2020).

Yus Suwagiyono mengatakan, berdasarkan data dari laporan final harian pada 21 Februari 2020, dari 66 pergerakan pesawat udara dengan total penumpang 8.092 orang, tidak ada terjadi penundaan penerbangan akibat faktor cuaca kondisi angin kencang.

“Secara operasional on time performance mencapai 66,66 persen dari total rata-rata keseluruhan penerbangan,” ujarnya.

AP II berharap kondisi angin kencang ini tidak mengganggu jalannya operasional penerbangan di Bandara Internasional Minangkabau Padang Pariaman.

Sebelumnya Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Minangkabau menyampaikan terjadi fenomena angin kencang di wilayah Sumbar, terutama di bagian barat Bukit Barisan. Berdasarkan data, kecepatan angin mencapai 60 km per jam dengan cuaca cerah.

“Ini umumnya terjadi pada saat pagi hingga menjelang siang hari,” kata Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Minangkabau Sakimin.

Sakimin mengatakan, fenomena angin kencang dan cuaca cerah tersebut karena adanya pengaruh angin timur laut di Sumbar yang bergerak ke pusat tekanan rendah di Samudra Hindia.

“Angin timur laut ini setelah melewati Bukit Barisan bersifat panas dan kering, sehingga menimbulkan pola inversi udara di lapisan atas atmosfer,” katanya.

Hasil pengamatan udara lapisan atas Stasiun Meteorologi Minangkabau menunjukkan terjadi proses pemanasan di lapisan 950 milibar (mb). Ini menimbulkan inversi suhu udara atau suhu udara lapisan atas di atmosfer relatif lebih hangat dibanding di permukaan.

“Hal ini menyebabkan terdapat proses pergerakan udara turun atau subsidensi. Selanjutnya ini yang meningkatkan kecepatan angin turun terutama di lereng-lereng perbukitan hingga dataran rendah,” katanya. 

Editor: Maria Christina

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut