Aksi Mapalus Warga Sulut, Ramai-Ramai Bantu Korban Bencana Sulteng
MANADO, iNews.id – Duka mendalam atas peristiwa bencana gempa dan tsunami di Kabupaten Donggala, Kota Palu, dan daerah lainnya di Sulawesi Tengah (Sulteng) dirasakan seluruh warga Indonesia dan dunia, termasuk juga masyarakat Sulawesi Utara (Sulut).
Dalam bencana itu, dampak kerusakan yang ditimbulkan sangat parah. Seribuan nyawa tak terselamatkan. Sementara mereka yang hidup, mengadapi kenyataan kehilangan kerabat dan anggota keluarga, rumah mau pun harta benda lenyap. Yang tersisa hanyalah harapan akan masa depan yang lebih baik dan bencana segera berlalu.
Untuk membantu warga korban bencana Sulteng, masyarakat Sulut melalui semangat mapalus yang merupakan kearifan lokal bergotong-royong dan saling bantu membantu untuk menggalang dana, mengumpulkan bantuan logistik dan tenaga relawan bencana ke Suteng.
Sulut yang terkenal sebagai daerah paling toleran di Indonesia, ikut berempati dengan saudara-saudara yang berada di wilayah terkena bencana tersebut. Sebagai bentuk kepedulian, masyarakat dari berbagai kalangan beramai-ramai menggalang dana untuk membantu korban bencana.
Wakil Ketua Kamar Dagang Industri (Kadin) Sulut Bidang UMKM Ivanry Matu mengatakan, pelaku UMKM membuka posko bantuan untuk korban bencana alam di Palu dan Donggala. "UMKM yang tergabung dalam komunitas wirausaha Sulut langsung secara spontan mengumpulkan bantuan untuk Palu-Donggala," kata Ivanry, Sabtu (6/10/2018).
Selain bantuan berupa uang tunai juga membuka posko bantuan untuk makanan kering dan pakaian layak pakai, selimut, serta makanan instan lainnya. Bahkan, ada ada banyak UMKM yang berjualan namun dana yang diterima untuk disumbangkan.
Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Sulut juga turut menggalang dana untuk korban gempa Palu-Donggala. Ketua Baznas Sulut Abid Takaliminang mengatakan, penggalangan dana ini selain dari anggota Baznas, juga melibatkan seluruh masyarakat.
"Kami turun ke jalan untuk menerima sumbangan langsung dari masyarakat untuk meringankan beban mereka yang di Sulteng," kata Abid.
Wadah Asosiasi Online (WAO) dan Gerakan Pengguna Jasa Online (GPJO) ikut melakukan aksi peduli dengan menggalang dana bagi korban gempa Palu-Donggala. Ketua Umum WAO Christian Yokung mengungkapkan, kesusahan dan duka yang dialami oleh warga Sulteng turut dirasakan oleh warga Sulut.
"Kalau bukan kita, siapa lagi. Kalau bukan sekarang kapan lagi. Saat ini mereka sangat membutuhkan bantuan dari kita, baik itu doa, dukungan moril, logistik dan apapun yang bisa kita berikan. Sekecil apa pun bantuan dari kita sangatlah berharga bagi mereka di sana,” ucapnya.
Humas GPJO Sri Surya mengungkapkan rasa terima kasih atas masyarakat di Sulut khususnya Manado yang ikut mapalus membantu saudara di Sulteng yang mengalami kesusahan.
"Terima kasih banyak, luar biasa mapalus dari orang Manado. Ini kiranya boleh jadi semangat dan dukungan bagi saudara-saudara kita di Sulteng. Upahmu besar di sorga," kata Cici, sapaan akrabnya.
Penggalangan dana untuk bantuan korban bencana tak hanya datang dari dunia usaha dan masyarakat perkotaan. Warga Desa Tombasian Bawah, Kecamatan Kawangkoan Barat, yang merupakan salah satu desa kecil di perbatasan Kabupaten Minahasa dengan Minahasa Selatan, juga turut sepenanggungan dan menggelar aksi peduli bencana.
Masyarakat desa yang jumlahnya warganya hanya 1.000-an jiwa dan sebagian besar berprofesi tani serta tukang kayu itu mengumpulkan dana untuk membantu warga di Donggala dan Palu.
“Masyarakat desa kami bersama-sama dengan pemerintahan Kecamatan Kawangkoan Barat dan umumnya Kabupaten Minahasa melakukan penggalangan bantuan untuk korban gempa di Sulteng,” kata Kepala Desa Tombasian Bawah Rickie J Koampa.
Selain dana, bantuan logistik makanan yang terkumpul selanjutnya diserahkan ke pihak kecamatan untuk dikirimkan bersama bantuan lainnya. "Kami menyampaikan kepada masyarakat ini bentuk kerelaan dan empati kita untuk mereka yang terkena bencana alam. Bukan nilainya, namun ketulusan kami untuk membantu dan rasa sepenanggungan," tuturnya.
Sebelumnya, Gubernur Sulut Olly Dondokambey mengajak segenap masyarakat Bumi Nyiur Melambai peduli kepada saudara-saudara yang terkena musibah di Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Sulteng.
Pemprov Sulut telah mengirimkan 35 personel Taruna Siaga Bencana (Tagana) dan staf Dinas Sosial (Dinsos). Bantuan logistik yang dikirimkan ke lokasi bencana, yakni beras 1,05 ton, supermie 110 dos, gula 50 kilogram (Kg), susu kaleng empat dos, minyak kelapa 15 dos, 264 paket lauk, selimut 50 potong, terpal 33 lembar, 150 paket sandang, telur ayam 20 baki, air mineral 20 dos, sayur-sayuran, BBM Pertalite 55 liter serta BBM Solar 100 liter.
Editor: Donald Karouw