ACT Siapkan 1.000 Makanan Siap Saji per Hari untuk Korban Gempa Lombok
LOMBOK UTARA, iNews.id - Tim Emergency Response Aksi Cepat Tanggap (ACT) di Lombok memperluas jangkauan wilayah penanganan pascabencana dengan membangun 4 posko baru di wilayah Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Posko-posko tersebut di antaranya terletak di Kecamatan Pemenang, Kecamatan Tanjung, Kecamatan Gangga, dan Kecamatan Kayangan.
Koordinator Tim Emergency Response ACT Kusmayadi melaporkan, dua posko di Kecamatan Pamenang dan Kecamatan Tanjung telah berdiri dan beroperasi sejak Selasa (7/8/2018) siang. Sedangkan sisanya, posko kemanusiaan di Kecamatan Gangga dan Kecamatan Kayangan aktif beroperasi hari ini, Rabu (8/8/2018).
“Empat posko itu untuk menambah jumlah sebelumnya, jadi total posko ACT di Lombok ada 7 posko. Insya Allah, upaya ACT ini bisa menjangkau mereka yang belum mendapatkan bantuan,” ujar Kusmayadi seperti dikutip dari lama act.id, Kamis (9/8/2018).
Dia mengatakan, gempa berkekuatan 7,0 SR yang mengguncang Lombok pada Minggu (5/8/2018) lalu, telah menyebabkan sebagian besar wilayah Lombok porakporanda. Terutama Lombok Utara, yang menjadi wilayah paling terkena dampak.
Tidak hanya itu, warga Lombok yang masih hidup pun mengalami dampak jangka panjang. Sebagian besar mereka kehilangan tempat tinggal, sebab rumah mereka telah menjadi reruntuhan. Hanya berbekal diri dan pakaian yang dikenakan, mereka terpaksa tinggal di tenda-tenda pengungsian.
Vice President ACT Insan Nurrochman memaparkan, keberadaan posko kemanusiaan akan diperkuat dengan adanya beberapa program tanggap darurat, seperti distribusi pangan dan air bersih, dapur umum, dan layanan kesehatan. Melalui dapur umum, ACT siap mendistribusikan ribuan paket pangan untuk pengungsi.
“Insyaallah, Dapur Umum ACT juga akan dibantu dengan kedatangan Humanity Food Truck ACT dalam beberapa hari ke depan yang mampu menyajikan 1.000 makanan siap santap setiap harinya,” kata Insan.
Menurut Insan, dalam fase darurat, selain pemenuhan kebutuhan logistik, warga Lombok juga memerlukan pelayanan kesehatan yang memadai. Oleh karena itu, beberapa tim medis pun telah digerakkan ke semua lokasi posko untuk melakukan pemeriksaan dan penanganan bagi setiap korban akibat gempa.
“Sebagian tim medis ACT sudah diminta berjaga di RSUD Lombok Utara karena rumah sakit itu kekurangan tenaga medis. ACT juga melakukan dukungan psikososial pasca-bencana, mengingat kemungkinan adanya dampak psikologis yang dialami warga karena trauma,” papar Insan.
Menurut Insan, ACT sebagai lembaga kemanusiaan memiliki cara khusus untuk menanggapi situasi bencana. Tak hanya sampai fase penyelamatan, ACT juga akan berupaya untuk membangun kembali kehidupan para warga yang mengalami kesulitan akibat gempa Lombok.
“Jadi, setelah fase emergency tuntas, ACT tidak sekadar menyelamatkan kehidupan, tetapi juga konsen bagaimana kita mampu mengembalikan kehidupan korban gempa. Setidaknya sama, atau jika mampu bahkan bisa lebih baik dari sebelum terjadi bencana. Itulah prinsip ACT, membangun kehidupan manusia,” tandas Insan.
Editor: Kastolani Marzuki