4 Orang Tewas dan Ribuan Warga Terkena ISPA akibat Karhutla di Kalbar
JAKARTA, iNews.id – Dampak kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di wilayah Kalimantan Barat, telah menyebabkan empat orang tewas sejak sebulan terakhir. Jumlah ini merupakan data per 21 Agustus 2018.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, keempat korban tewas akibat terpapar asap dan api saat lahan di sekitarnya terbakar. “Mereka terjebak dalam kepungan api yang dibuat untuk membersihkan lahan. Keempat korban berasal dari daerah yang berbeda yaitu Kabupaten Melawi, Sambas dan Sintang,” kata Sutopo dalam rilisnya, Kamis (23/8/2018).
Selain sudah menewaskan empat orang, kata Sutopo, dampak kebakaran hutan dan lahan di Kota Pontianak telah menyebabkan kualitas udara berdasarkan konsentrasi partikulat (PM10) terukur 166 mikro gram per meter kubik atau kategori tidak sehat pada Kamis pagi.
“Sebaran asap mengarah ke utara di wilayah Kalimantan Barat bagian barat. Sebanyak 2.000 orang dilaporkan menderita sakit ISPA (infeksi saluran pernapasan akut) selama musim kemarau ini,” ujarnya.
Meski demikian, Bandara Internasional Supadio di Pontianak tetap beroperasi normal dengan jarak pandang 4 kilometer. Sementara itu, sekolah sudah masuk kembali, setelah sebelumnya sekolah diliburkan selama 20 – 22 Agustus 2018 karena pengaruh asap kabakaran hutan dan lahan.
BMKG telah mengeluarkan peringatan dini bahwa cuaca makin kering dan berpotensi memicu kebakaran hutan dan lahan. Hujan akan makin berkurang. Puncak kemarau terjadi selama Agustus hingga September.
“Untuk itu, masyarakat diimbau tidak melakukan pembakaran hutan dan lahan. Lakukan pencegahan dan tingkatkan patroli. Apalagi di lahan gambut, jika sudah terbakar sulit dipadamkan,” kata Sutopo.
Tim satgas terpadu akan terus melakukan upaya pencegahan dan pemadaman kebakaran hutan dan lahan. Cuaca yang makin kering akan menjadi tantangan yang lebih berat. Tapi tim gabungan dari TNI, Polri, BPBD, Manggala Agni, SKPD dan relawan ini akan terus bekerja untuk mencegah dan memadamkan kebakaran hutan dan lahan.
Editor: Kastolani Marzuki