3.306 Jiwa di 9 Kecamatan Bintan Terdampak Banjir Rob
BINTAN, iNews.id - Banjir rob yang terjadi di Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau (Kepri) membuat sejumlah rumah warga terendam banjir. Dari data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bintan, mencatat jumlah korban terdampak musibah itu mencapai 3.306 jiwa yang tersebar di sembilan kecamatan.
Kepala BPBD Bintan Ramlah mengatakan, banjir rob sudah terjadi sejak Senin, 23 Januari 2023 hingga Kamis, 26 Januari 2023.
Banjir rob, kata dia, dipicu cuaca ekstrem angin kencang dan curah hujan dengan intensitas tinggi serta tinggi air pasang laut.
"Kondisi ini yang menyebabkan banjir rob melanda kawasan pesisir di setiap wilayah kecamatan di Bintan," katanya, Kamis (26/1/2023).
Dia mengatakan, ribuan korban terdampak banjir rob saat ini mengungsi di tempat pengungsian yang telah dibangun Pemkab Bintan bersama pihak-pihak terkait, karena banjir rob diprediksi masih berpotensi terjadi selama beberapa hari ke depan.
Dijelaskannya, untuk Kecamatan Mantang tempat pengungsian berlokasi di Balai Desa (Mantang Baru dan Mantang Besar), SDN 004 Pulau Sirai, SDN 002 Desa Dendun, bekas gedung SD, Aula Desa Mantang lama, dan TPA MT Riau. Untuk Kecamatan Bintan Pesisir di Balai Desa.
Sementara Kecamatan Gunung Kijang di samping restoran 89 kawal, aula kantor lurah/desa, dan aula kantor camat setempat. Kecamatan Teluk Bintan di Kantor PKK.
Selanjutnya Kecamatan Seri Kuala Lobam di aula kantor lurah/desa, aula kantor camat (pengungsian besar), dan Kecamatan Bintan Utara di gedung nasional.
Banjir rob yang melanda di Bintan tidak hanya membuat ribuan warga mengungsi, tapi juga menimbulkan dampak antara lain saluran drainase Jalan Nusantara, kilometer 18, status jalan Provinsi Kepri menyempit akibat sedimentasi.
Lalu gorong-gorong amblas di Jalan raya Tanjungpinang-Jalan Tanjung Uban, kilometer 51 Sri Bintan disebabkan oleh debit air yang yang tinggi. Jalan Wan Sri Beni Bandar Seri Bentan tergenang air akibat belum ada saluran drainase.
Jalan Raya Tanjungpinang Tanjung Uban simpang Tembeling juga tergenang air akibat debit air yang tinggi.
"Kami telah melakukan penilaian kerusakan, kerugian dan pemenuhan kebutuhan dasar untuk dasar acuan rencana selanjutnya. Warga juga melaksanakan gotong royong membersihkan rumah korban akibat banjir dan genangan air," ungkapnya.
Editor: Candra Setia Budi