POLEWALI MANDAR, iNews.id - Sejumlah warga Polewali Mandar, Sulawesi Barat, mengaku sangat cemas terhadap nasib anggota keluarganya di Kota Palu, Sulawesi Tengah.
Sebab, hingga kini, mereka belum bisa berkomunikasi dengan pihak keluarga karena jaringan komunikasi masih terputus setelah gempa berkekuatan 7,7 Skala Richter (SR) dan tsunami menerjang kota tersebut.
Kecemasan itu dirasakan keluarga pasangan Arsad dan Bunga Hati. Warga Desa Tonyaman, Kecamatan Binuang ini mengaku belum mengetahui nasib sejumlah anggota keluarganya yang berada di Kota Palu.
Sejak gempa terjadi, anaknya bernama Asjuni dan suaminya beserta cucunya yang tinggal di perumahan Gusti Ngurah Rai, Kota Palu, hingga saat ini belum bisa dihubungi. “Kami sudah coba beberapa kali telepon, tapi tidak bisa tersambung terus,” kata Bunga Hati, Minggu (30/9/2018).
Meski hingga kini komunikasi belum normal, Bunga Hati mengaku pihak keluarga terus berusaha mencari tahu dan terus memantau perkembangan berita tentang data korban gempa di Kota Palu.
Dari informasi terbaru yang diterimanya lewat pesan pendek (SMS), anaknya bersama suami dan cucunya mengungsi ke gunung setelah gempa disertai tsunami. "Ya, SMS terakhir anak saya posisinya masih ngungsi di puncak gunung jauh dari kota. Tapi ponselnya tidak bisa ditelepon," ucapnya.
Bunga Hati hanya bisa berharap anggota keluarganya selamat dari bencana itu dan dalam kondisi baik. “Semoga semuanya selamat dan baik-baik saja. Saya juga berharap jaringan telekomunikasi ke Sulawesi Tengah bisa normal kembali,” ucapnya.
Selian Bunga Hati, warga Polewali Mandar lainnya juga mengaku hilang kontak dengan kelaurga mereka di Palu pascagempa terjadi. Mereka sebagian besar mengadu nasib ke Kota Palu menjadi pedagang maupun nelayan.
Editor : Kastolani Marzuki
Artikel Terkait