TIMOR TENGAH SELATAN, iNews.id - Puluhan warga Desa Sunu, kecamatan Amanatun Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT) menggelar ritual adat bersama di Puncak Gunung Sunu, Minggu (22/10/2023). Ritual tersebut mendoakan atas kondisi bangsa ke depan.
Para warga ini sejak pagi berduyun ke puncak Gunung Sunu dan menyampaikan doa. Diketahui jika di lokasi itu juga ada patung Presiden Joko Widodo (Jokowi) setinggi 3,5 meter dan berat 700 kilogram (kg).
Sebelumnya, patung itu diarak bersama masyarakat sejauh 2,5 Km menuju puncak dengan ketinggian 1074 meter di atas permukaan laut pada 10 November 2021 lalu. Saat itu ribuan orang tua dan muda menarik patung dari kaki gunung hingga melewati bibir jurang. Patung tersebut merupakan penghargaan warga setempat untuk Jokowi yang hadir dengan dana desa.
Panglima perang Suku Benu Nithanel Benu mengatakan, Jokowi bagi mereka figur pemimpin yang istimewa. Ritual adat ini pun dilakukan agar apa yang sudah dilakukan Jokowi, tidak rusak di akhir masa jabatannya.
“Jokowi adalah Bapak Bangsa dan sebagai Bapak Bangsa dia harus menjadi Bapak untuk semua, dan bukan hanya untuk keluarganya,” kata Nithanel Benu, Minggu (22/10/2023).
Dia menitip doa dan harapan agar Presiden Jokowi diberikan kekuatan untuk merawat persatuan Indonesia.
“Kami berharap agar Presiden Jokowi menjadi bapak untuk kita semua, termasuk untuk kami di Timor sini, memang kami tidak bisa pergi ke Istana untuk menyampaikan pesan kami, tapi bagi kami doa yang kami panjatkan di depan patung Presiden Jokowi ini, sama dengan kehadiran kami bertemu dengan beliau, sebagai tanda kecintaan kami,” tutur Nithanel Benu.
Dia pun ikut menyoroti soal isu anak Jokowi, Gibran Rakabuming Raka yang menjadi calon wakil presiden dari Prabowo Subianto. Dia pun berharap keikutsertaan Gibran dalam Pilpres 2024 tidak ada paksaan.
"Biarkan Gibran matang secara alami. Buah yang enak dimakan masak alami dari pohon, butuh proses" ujarnya.
“Pak Gibran adalah kader potensial untuk negara Indonesia di masa depan, tetapi jangan dipaksakan, biarkan dia berproses dan menjadi matang dengan sendirinya, karena ke depan Indonesia akan membutuhkan Gibran,” katanya.
Sementara itu, Kepala Desa Sunu Yakob Kase mengatakan, setiap hari bersama warga Desa Sunu bersama-sama selalu mengikuti berita politik nasional lewat televisi bersama para warga.
"Kami sayang Gibran, jangan dipaksakan," katanya.
Editor : Nani Suherni
Artikel Terkait