PANDEGLANG, iNews.id – Kabar kematian seekor badak Jawa jantan bernama Samson membuat warga Pandeglang, Banten, bersedih. Badak bercula satu itu ditemukan mati di tepi Pantai Karang Ranjang, Pulau Handeuleum, Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK).
Mamalia purba yang masih hidup itu kini jumlahnya semakin sedikit. Saat ini, jumlah populasi badak Jawa hanya berkisar 66 ekor, yang terdiri atas 36 ekor badak jantan dan 30 ekor badak betina.
Samson dikabarkan mati bukan karena sakit atau perburuan. Hewan dilindungi itu, mati akibat penyakit epidemi yang masif, bencana alam seperti terjadi gempa bumi atau tsunami.
Kematian hewan langka itu juga viral di media sosial (medsos) dan mengundang keprihatinan masyarakat. Selain berkurangnya populasi, badak Jawa itu saat ini terancam punah.
“Saya lihat kabarnya dari medsos. Sebagai warga Pandeglang saya merasa sedih juga, karena itu kan hewan langka dan hanya ada di Indonesia,” kata seorang pelajar SMP di Pandeglang, Annisa, Jumat (27/4/2018).
Bukan tanpa alasan, selama ini badak Jawa merupakan icon Kabupaten Pandeglang, dan hewan yang sangat dilindungi di dunia. Serupa juga diungkapkan seorang warga lainnya yang mengatakan perlu ada solusi untuk penanganan khusus terhadap populasi badak bercula satu.
“Kami berharap jika kematian Samson, bukan di akibatkan suatu penyakit atau perburuan. Sebaiknya dilakukan pemindahan ke lokasi baru, untuk perkembangan populasi badak jawa, mengingat Ujung Kulon sering mengalami gempa bumi,” kata seorang warga setempat.
Sebelumnya, Kepala Balai TNUK Mamat Rahmat dalam keterangan tertulisnya mengatakan, setelah proses identifikasi pada bangkai dan pencocokan dengan database badak Jawa, dengan ciri khas robekan pada telinga sebelah kiri. Diketahui badak yang mati bernama Samson (ID: 037.2012), dengan perkiraan umur lebih dari 30 tahun.
Balai TNUK bekerja sama dengan tim dokter hewan Patologi IPB dan WWF Ujung Kulon, mendokumentasikan dan menyelamatan cula, serta bangkai agar tidak terbawa arus. Pada pemeriksaan awal tidak ditemukan adanya luka akibat perburuan.
Tim gabungan melakukan nekropsi dan pengambilan sampel (usus, otot jantung dan hati), untuk mengetahui penyebab kematian. Berdasarkan laporan sementara, hasil nekropsi terhadap bangkai badak Jawa diperkirakan kematian kurang lebih 3 hari dan tidak ditemukan tanda-tanda adanya penyakit infeksi dengan pathogen yang bersifat akut.
Editor : Donald Karouw
Artikel Terkait