BUTON, iNews.id - Tradisi Ombo merupakan kebiasaan unik dari masyarakat Kabupaten Buton, di Sulawesi Tenggara. Tradisi ini dijalankan sebagai bentuk perlindungan terhadap biota laut Ombo, Sulawesi Tenggara.
Hal ini dilakukan untuk menjaga perairan Ombo yang dikenal memiliki kekayaan biota lautnya, yang mana biota laut tersebut dijadikan sebagai mata pencaharian masyarakat Buton karena masyarakat Buton setempat bermata pencaharian sebagai nelayan dan memanfaatkan kekayaan alam laut dalam sektor wisata.
Penjaga Biota Laut Ombo
Ombo ini sudah menjadi kearifan masyarakat lokal dari Wabula dan Wasuemba dari zaman dahulu yang mana kebiasaan baik ini harus tetap dijaga keberadaannya agar alam bawah laut di Buton tetap terjaga dan terus lestari dan mampu menghidupi masyarakat Buton.
Para leluhur memilih cara tersebut untuk mempertahankan hasil laut yang sewaktu-waktu bisa habis jika tidak dijaga dengan baik. Prinsip leluhur itu, kalau hanya mengambil atau memanfaatkan itu, suatu saat akan habis.
Sehingga para leluhur mereka melestarikan kearifan lokal ini hingga sekarang dan menjadi salah satu kewajiban yang tidak boleh ditinggalkan oleh masyarakat Buton. Ombo dalam bahasa Wabula artinya pelarangan.
Hal itu diperuntukkan di kawasan laut yang dilindungi berdasarkan kesepakatan masyarakat adat setempat. Lautan yang dilindungi tersebut harus diombo baik dalam waktu tertentu atau sepanjang waktu selama-lamanya guna menjaga stabilitas lautan dan agar ekosistem laut tetap lestari.
Saat Ombo diberlakukan, fungsi perairan dan biota laut di sana akan terjaga dan berkesinambungan. Sehingga, kelestarian laut dapat terjaga dengan baik karena saat diombo itu, masyarakat tidak bebas masuk mengambil hasil laut tersebut, baru saat selesai diombo masyarakat boleh memanfaatkan hasil lautan kembali.
Sejak diberlakukannya ombo di kawasan laut, ada tiga titik yang dijaga. Namun, seiring perkembangan kehidupan manusia, salah satu lokasi yang diombo masyarakat setempat dialihkan untuk digunakan masyarakat Bajo yang membuatnya kini tersisa dua di daerah Buton.
Editor : Kurnia Illahi
Artikel Terkait