LOMBOK, iNews.id – Tim SAR gabungan terus mengevakuasi 826 pendaki yang terjebak di Gunung Rinjani saat gempa bumi berkekuatan 6,4 Skala Richter melanda Pulau Lombok dan Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Bali, Minggu (29/7/2018).
Berdasarkan data dari Balai Taman nasional Gunung Rinjani (BTNGR), jumlah pendaki ke Gunung Rinjani tercatat 826 jiwa, baik wisatawan asing maupun lokal.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan laporan dari BTNGR Resor Senaru sebanyak 115 wisatawan asing sudah turun di Senaru Kabupaten Lombok Utara. “Proses evakuasi pendaki masih dilakukan oleh petugas BTNGR, Kantor SAR Mataram, Brimob Polri NTB dan relawan,” katanya.
Kepala BTNGR, Sudiyono mengatakan dari ratusan pendaki tersebut seorang di antaranyadilaporkan tewas akibat tertimpa material longsoran saat gempa melanda.
“Kami mendapat informasi dari petugas yang berada di atas gunung ada satu orang pendaki meninggal dunia. Identitasnya masih belum diterima karena kendala keterbatasan telekomunikasi," kata Sudiyono.
Menurutnya, jenazah pendaki masih di atas gunung antara Danau Segara Anak dan Pelawangan, Sembalun. Petugas masih belum bisa mengevakuasi jenazah karena jalur pendakian tertutup material longsor.
Sejumlah pendaki mengaku terjadi hujan batu dan longsor di sepanjang jalur pendakian menuju Gunung Rinjani saat terjadi gempa.
"Semua jalur pendakian sudah tertutup longsor dan sudah susah dilalui. Saya tidak ingat berapa titik yang terjadi longsor karena di dari atas juga terjadi hujan batu," kata salah seorang porter Muhsan (40) saat baru turun dari Gunung Rinjani di pintu pendakian Bawak Nao di Desa Sembalun, Kabupaten Lombok Timur.
Dia mengatakan, saat terjadi gempa hebat, ada 500 wisatawan sedang berada di atas pos Sembalun Lawang, sebelum lokasi menuju puncak Gunung Rinjani. Menurutnya, saat gempa semua pendaki terjatuh saking kerasnya getaran.
Hingga pukul 14.00 WIB, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat telah terjadi 124 kali gempa susulan dengan kekuatan yang lebih kecil dan tidak berpotensi tsunami.
Editor : Kastolani Marzuki
Artikel Terkait