POLEWALI MANDAR, iNews.id – Nasib memprihatinkan dialami Nurmadina, balita asal Polewali Mandar, Sulawesi Barat ini mengalami kelainan jantung langka di mana posisi jantung terbalik atau dalam istilah medis disebut dengan dextrocardia.
Hal ini memengaruhi fungsi organ tubuh lainnya. Akibat kelainan jantung itu, kondisi kesehatan Nurmadina sering sakit-sakitan, bahkan sudah hampir tiga bulan lamanya hanya bisa terbaring lemas di tempat tidur.
Anak pertama pasangan suami istri Arman dan Riaka ini diketahui memiliki kelainan jantung terbalik setelah putrinya menglamai sesak napas dan wajah membiru pada usia satu tahun.
Ironisnya balita malang ini terpaksa dirawat ke rumah sakit (RS) Wihidin, Kota Makassar atas rujukan RSUD Polewali Mandar. Itu pun saat akan dirujuk kedua orang tua yang hanya bekerja sebagai nelayan ini pun terpaksa menggunakan BPJS Mandiri karena tidak mendapat Kartu Indonesia Sehat (KIS) dari pemerintah.
Ayah Nurmadina, Arman mengaku sudah berkali-kali mendatangi pihak terkait untuk mengurus jaminan kesehatan pemerintah atau KIS, namun tak kunjung diberikan. “Saya terpaksa pakai BPJS Mandiri, karena sampai sekarang belum dapat KIS,” katanya, Selasa (17/42018).
Dia mengatakan, anaknya diketahui memiliki kelainan jantung langka setelah diperiksa di RS Wahidin. Saat itu, posisi jantung anaknya diketahui terbalik sehingga memengaruhi organ tubuh di bagian dalam.
“Kami hanya bisa pasrah dengan kondisi kesehatan anak saya. Untuk operasi jantung butuh biaya besar. Itu pun operasinya harus dilakukan di Jakarta, karena alat medis di sini kurang memadai,” tuturnya.
Akibat kelainan jantung tersebut, kondisi Nurmadina kini semakin lemah, bahkan hampir sepekan ini tubuh bocah malang itu membiru. Kondisi itu diperparah dengan kurangnya asupan gizi dan nutrisi hingga membuat bocah malang ini makin lemah.
Arman pun terpaksa hidup berpindah-pindah dari rumah ke rumah keluarga lantaran tak memiliki tempat tinggal sendiri. Arman dan istrinya kini tinggal di sebuah rumah kecil semipermanen berukuran 4x3 meter.
Arman diketahui hanya bekerja sebagai nelayan pancing dan jika tak melaut biasanya bekerja sebagai buruh bangunan. Dengan kondisi hidup yang memperihatinkan ini, Arman berharap ada bantuan untuk biaya perawatan anaknya yang harus rutin diperiksakan ke dokter.
Editor : Kastolani Marzuki
Artikel Terkait