SERANG, iNews.id - Gunung Anak Krakatau di Perairan Selat Sunda antara Provinsi Banten dan Lampung tertutup kabut 0-III dan kawah asap tidak teramati, Jumat (31/3/2023). Situasi tersebut berlangsung, pukul 00.00 WIB sampai pukul 06.00 WIB
Petugas penyusunan pelaporan dari Laman KESDM Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Pos Pengamatan Pasauran Gunung Anak Krakatau, Jumono mengatakan, kondisi Gunung Anak Krakatau di Perairan Selat Sunda tertutup kabut dan asap kawah tidak teramati, namun tetap berstatus Siaga Level III.
"Secara visual kondisi gunung api tampak jelas, namun tertutup kabut," ujar Jumono, Jumat (31/3/2023).
Dia mengingatkan kepada masyarakat, nelayan, pelaku pelayaran dan pendaki dilarang mendekati kawasan Gunung Anak Krakatau. Larangan itu, kata dia karena kondisi kawah gunung berapi masih aktif mengeluarkan erupsi dan membahayakan keselamatan jiwa.
PVMBG, lanjut dia memberikan rekomendasikan daerah aman di atas radius lima kilometer dari kawah gunung berapi. Dia meminta agar para nelayan, wisatawan, pelaku pelayaran dan pendaki dapat mematuhi aturan tersebut, sehingga tidak menimbulkan korban jiwa.
Saat ini, kondisi cuaca di Perairan Selat Sunda berawan dan angin bertiup sedang ke arah timur dengan ketinggian Gunung Anak Krakatau 157 meter DPL (di atas permukaan laut). Kegempaan microtremor/tremor menerus dengan amplitudo 1-20 milimeter dan Amp Dominan tiga milimeter.
Sementara itu, kegiatan masyarakat pesisir pantai barat Provinsi Banten mulai kawasan Anyer - Carita dan Labuan, Pandeglang relatif normal seperti biasanya. Namun, nelayan tradisional di TPI Labuan dan Carita Pandeglang tidak melaut, karena cuaca kurang bersahabat.
"Kami sudah beberapa hari terakhir tidak melaut, karena gelombang tinggi disertai angin kencang dan hujan, sehingga tangkapan relatif kecil dan merugi," ucap Somad (45) seorang nelayan khusus tangkapan cumi di TPI Labuan I, Pandeglang.
Editor : Kurnia Illahi
Artikel Terkait