RIAU, iNews.id – Letak Provinsi Riau yang berdekatan dengan Malaysia dan Singapura menjadikan wilayah ini sebagai sasaran penyelundupan narkoba. Sejumlah sindikat internasional diidentifikasi pernah mencoba masuk ke daerah ini.
Data Polda Riau, jalur pantai sepanjang 370 mil menjadi peluang bagi para penyelundup untuk masuk. Mereka menggunakan pelabuhan dan jalur-jalur tikus demi menghindari petugas.
"Wilayah Polda Riau ini merupakan wilayah yang sangat luas memiliki garis pantai sekitar 370 mil berbatasan langsung dengan Singapura dan Malaysia, paling dekat dengan Malaysia," kata Wakil Direktur Reserse Narkoba Polda Riau AKBP Andri Sudarmadi di Polda Riau, Kamis (21/11/2018).
Andri menjelaskan, sejumlah daerah yang kerap diterobos sindikat narkoba untuk memasarkan barang haramnya, mulai Potlang, Topiksen, daerah Muar, Malaka, dan Batu Bahat. Bisa juga masuk dari Dumai.
”Ini semua masuk ke wilayah Indonesia khususnya wilayah hukum Polda Riau. Bisa juga masuk dari Dumai,” ujar Andri.
Beberapa jalur tikus lain yang dijadikan rute penyelundup antara lain Bengkalis dan Meranti. Untuk mencegah dan memberantas peredaran narkoba, aparat Polda Riau tak bisa bekerja sendiri. Mereka terus menjalin koordinasi dengan lintas instansi.
Kerja keras dan koordinasi ini menampakkan hasil signifikan. Penyidikan narkoba mengalami peningkatan, baik dari jumlah tersangka maupun barang bukti yang diamankan.
"Sejak semester pertama 2018, barang bukti ganja kita menduduki posisi ke-10 untuk pengungkapan kasus, sabu-sabu di rangking ke-2 kedua dengan BB (barang bukti) 287,5 kilogram. Ada juga ekstasi dengan 24.914 butir berhasil disita. Kami terus berkoordinasi memotong mata rantai dan jalur-jalur peredaran itu," ujarnya.
Editor : Zen Teguh
Artikel Terkait