KUPANG, iNews.id - Ketua Komisi V DPRD Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Yunus Takandewa meminta penerapan masuk sekolah jam 5 pagi agar dikaji ulang. Selama dalam proses tersebut, kebijakan ini agar ditunda pelaksanaannya.
"Kami dari DPRD tegas meminta pemerintah mengkaji ulang dan ditunda dulu. Kenapa dikaji ulang karena kebijakan ini menimbulkan kegaduhan dan banyak respons negatif," ujarnya, Kamis (2/3/2023).
Menurutnya, penerapan sekolah mulai pukul 05.30 WITA terlalu dini dan membebani anak didik. Para orang tua juga protes karena minimnya fasilitas pendukung, terutama transportasi umum.
"Ini kan juga telah direspons pemuka agama, Lembaga Perlindungan Anak, Komisi Ombudsman, Komisi V DPR hingga kementerian agar kebijakan ini ditinjau kembali," katanya.
Dia mengatakan, DPRD NTT mendukung penuh program dan strategi untuk meningkatkan mutu pendidikan, namun harus juga rasional dan ada kajiannya.
"Ini hanya diumumkan saja, lalu dipaksakan untuk kemudian dijalankan sekolah-sekolah SMA/SMK di NTT tanpa melalui kajian yang matang," ucapnya.
Diketahui, penerapan masuk sekolah jam 5 pagi ini telah dijalankan selama 3 hari. Masa uji coba ini dilakukan untuk dua sekolah, namun ada delapan lainnya yang juga bersedia mengikuti kebijakan tersebut.
Editor : Donald Karouw
Artikel Terkait