NGADA FLORES, iNews.id - Ritual adat reba oh luka masih bisa ditemukan di Kampung Nage, Ngada, Nusa Tenggara Timur (NTT). Ritual ini merupakan perang melawan hujan.
Nage merupakan kampung kecil di bawah kaki Gunung Inerie kabupaten ngada flores. Warga kampung ini banyak menyimpan cerita para nenek moyang mereka.
Salah satunya ritual oh luka. Dikisahkan pada para leluhur mereka berperang melawan musuh dan juga melawan hujan bulan Januari setiap tahun. Sehingga setiap tanggal 4 Januari di awal tahun kampung kecil ini di penuhi ribuan orang datang dengan memakai busana adat lengkap untuk menyaksikan sebuah pesta adat terbesar yakni oh luka.
Rangkaian acara oh luka di mulai dari kampung pertama Bowaru dengan penyerahan tameng dari kulit kerbau. Setibanya di kampung Nage, warga melaksanakan tarian o uwi sambil membawa uwi (makan lokal warga setempat) sambil melantunkan bunyi syair nyanyian yang berjudul iyo a oh uwi o luka kamu mai.
Lagu itu terus didendangkan oleh mereka yang menari mengelilingi nabe teguh. Dari atas nabe teguh tampak beberapa petuah adat terus bernyanyi solo berisi syair untuk memanggil para nenek moyang mereka yang jauh untuk datang dan hadir bersama.
Yang sangat menarik dari rangkaian upacara oh luka yakni usai menari mengelilingi nabe teguh, para petuah adat melaksanakan ritual adat lempar telur yang melewati atas bubungan rumah adat. Telur yang dilemparkan diyakini akan menjadi tanda dimana kalau pecah berarti tahun ini akan terjadi hujan angin dan kalau tidak pecah berarti aman dari musibah hujan angin.
Tokoh Budaya Paulus Sabu berharap upacara adat semacam ini terus dilestarikan generasi muda.
"Ini ritual tahunan. Oh luka ini sebuah tradisi," ucap Paulus.
Editor : Nani Suherni
Artikel Terkait