BENGKULU, iNews.id – Pulau Enggano, Kabupaten Bengkulu Utara, diguncang sebanyak 10kali gempa beruntun sejak gempa yang terjadi pada Rabu (10/2/2021) lalu. Terkini, gempa bumi dengan Magnitudo (M=) 5,2, kembali mengguncang Pulau Enggano, Kamis (11/2/2021), pukul 22.09 WIB.
Gempa dengan episenter terletak pada koordinat 5.75 Lintang Selatan - 101.80 Bujur Timur itu merupakan rangkaian gempa yang terjadi pada Rabu 10 Februari 2021, pukul 17.15 WIB, dengan M=5,2.
Kepala Stasiun Geofisika Kelas III Kepahiang, BMKG Bengkulu, Litman mengatakan, sejak gempa pertama pada Rabu 10 Februari 2021, pukul 17.15 WIB dengan M=5,2, telah terjadi gempa susulan sebanyak 9 kali gempa susulan.
“Gempa Magnitudo 5,2, malam ini merupakan rangkaian gempa susulan pada Rabu, 10 Februari 2021. Sejak sore kemarin sudah terjadi 9 kali gempa susulan,” kata Litman, saat dikonfirmasi, Kamis (11/2/2021), malam.
Gempa pertama dengan episenter koordinat 5.56 LS - 101.59 BT, atau berlokasi 79 km Barat Daya, Pulau Enggano, Kecamatan Enggano, Kabupaten Bengkulu Utara, pada kedalaman 10 Km.
Berselang 6 menit kemudian, gempa kembali mengguncang pulau terluar Bengkulu, tepatnya pukul 17.21 WIB, dengan M=4,8. Gempa itu pada episenter koordinat 5.64 LS - 101.66 BT atau berlokasi di 75 km Barat Daya, Pulau Enggano, pada kedalaman 10 Km.
Lalu gempa kembali terjadi, pada pukul 19.52 WIB, atau berselang sekira 2 jam 30 menit. Magnitudonya (M=) 6,5, gempa itu pada episenter koordinat 5.63 LS - 101.60 BT atau berada di 80 km Barat Daya, Pulau Enggano, pada kedalaman 10 Km.
Namun, kata Litman, hasil analisis BMKG menunjukkan gempa itu memiliki parameter update dengan Mw=6,3. Di mana guncangan gempa ini dirasakan di Pulau Enggano, II-III MMI, Kota Bengkulu dan Kabupaten Kepahiang II MMI.
Kemudian, berselang sekira 20 menit, gempa kembali mengguncang Pulau Enggano, tepatnya pukul 20.06 WIB, dengan M=4,4. Gempa itu pada koordinat 5.78 LS - 101.98 BT, atau berjarak 57 km Barat Daya, Pulau Enggano, pada kedalaman 10 Km.
“Gempa akibat adanya aktivitas subduksi pertemuan lempeng Indo-Australia dan lempeng Eurasia,” kata Litman.
Gempa susulan kembali terjadi pada pukul 20.10 WIB atau berselang 4 menit kemudian, dengan M=4,4 pada koordinat 5.74 LS - 101.97 BT atau berjarak 54 km Barat Daya, Pulau Enggano, pada kedalaman 10 Km.
Berselang, 7 menit kemudian, atau pukul 20.17 WIB, gempa dengan M=4,3 kembali mengguncang Pulau Enggano. Gempa ini pada episenter koordinat 5.81 LS - 101.72 BT atau berada di 79 km Barat Daya, Pulau Enggano, dengan kedalaman 20 Km.
Gempa kembali terjadi pada pukul 21.20 WIB, dengan M=4,1. Lokasinya pada koordinat 5.78 LS - 101.74 BT atau berada di 76 km Barat Daya, Pulau Enggano, pada kedalaman 75 Km.
Berselang sekira 40 menit atau pukul 22.03 WIB, di Pulau Enggano, kembalo diguncang gempa M=3,7. Gempa ini pada episenter koordinat 5.59 LS - 102.55 BT atau berjarak 41 km Tenggara, Pulau Enggano, dengan kedalaman 161 Km.
Gempa di Pulau Enggano kembali terjadi pada Kamis (11/2/2031), pukul 11.40 WIB, dengan M=3,4, gempa ini pada episenter koordinat 5.56 LS - 101.95 BT atau berada di 42 km Barat Daya, Pulau Enggano, pada kedalaman 10 Km.
Gempa susulan kembali terjadi pada pukul 22.09 WIB, dengan M=5,2. Gempa ini berlokasi pada koordinat 5.75 LS - 101.80 BT atau berada di 68 km Barat Daya, Pulau Enggano, pada kedalaman 15 Km.
Litman mengatakan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, rerata gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya aktivitas subduksi.
Di mana hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa ini memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).
“Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya,” kata Litman.
Editor : Kastolani Marzuki
Artikel Terkait