PALU, iNews.id – Hingga hari ke-10 pascagempa dan tsunami yang menerjang Kota Palu, Sigi, dan Donggala, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tengah (Sulteng) belum memutuskan apakah pencarian dihentikan atau terus dilakukan sampai 14 hari sesuai ketentuan tanggap bencana.
Gubernur Sulteng Longki Djanggola mengatakan, pemerintah masih akan menanyakan kepada masyarakat sebelum mengambil keputusan. “Kami mau tanya masyarakat, apakah dilanjutkan pencarian atau kita hentikan untuk menghindari dampak penyakit yang ditimbulkan. Sebagian masyarakat menghendaki untuk dihentikan dan lokasi itu dijadikan kuburan massal lalu dibangunkan monumen,” kata Longki Djanggola di Palu, Senin (8/10/2018).
Menurut Longki, pemerintah daerah bersama unsur terkait lainnya akan melakukan rapat koordinasi terkait akan berakhirnya masa tanggap darurat. Untuk saat ini, pencarian korban masih terus dilakukan dan akan mempertimbangkan kondisi. Sebab, dipastikan kondisi jenazah saat ini tidak utuh lagi karena sudah beberapa hari tertimbun tanah disertai lumpur. “Kalaupun ditemukan ya paling tidak dikenal lagi,” katanya.
Selain fokus menyelesaikan pencarian korban, tim penanggulangan bencana juga fokus pada distribusi bantuan logistik ke posko pengungsian melalui daerah masing-masing. Pemprov tidak mungkin mengantar bantuan itu sampai ke kelurahan. “Yang tahu itu ya pemerintah daerah masing-masing. Mereka yang tahu siapa semua warganya,” katanya.
Longki mengatakan, ada tiga titik lokasi gempa paling rusak di Sulteng, yakni Kelurahan Balaroa dan Kelurahan Petobo, Kota Palu serta Desa Jono Oge di Kabupaten Sigi. “Jika masyarakat setuju upaya pencarian dihentikan, maka lokasi tersebut akan dijadikan kuburan massal. Selanjutnya, ditetapkan sebagai ruang terbuka hijau karena tidak layak lagi untuk ditempati,” kata Longki.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat korban meninggal bencana gempa dan tsunami di Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Sulteng, yang tercatat hingga Minggu (7/10/2018), pukul 13.00 WIB, mencapai 1.763 jiwa.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, korban meninggal terbanyak ditemukan di Kota Palu yakni 1.519 orang, Donggala 159 orang, Sigi 69 orang, Parigi Moutong 15 orang, dan Pasangkayu, Sulawesi Barat 1 orang.
“Korban jiwa di Palu memang paling banyak, disebabkan karena tsunami. Sementara di Kabupaten Sigi masih banyak korban yang belum ditemukan sampai saat ini,” kata Sutopo.
Dari jumlah korban yang meninggal dunia, sebanyak 1.755 jenazah telah dimakamkan di sejumlah TPU. Di Palu, pemakaman massal di TPU Paboya sebanyak 753 jenazah dan TPU Pantoloan sebanyak 35 jenazah, dan pemakaman keluarga 923 jenazah. Untuk di Donggala sebanyak 35 jenazah, Biromaru sebanyak 8 jenazah, Pasangkayu 1 jenazah.
Editor : Maria Christina
Artikel Terkait